Senin, 25 November 2024   |   WIB
en | id
Senin, 25 November 2024   |   WIB
Informasi Geospasial Dukung Pencapaian SDGs

Cibinong, Berita Geospasial – Salah satu cara dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah dengan Pemanfaatan Informasi Geospasial yang berhasil guna dan berdaya guna. Dalam kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh United Nations Global Geospatial Information Management for Asia and the Pacific (UNGGIM-AP), Direktur International GNSS Service (IGS) Central Bureau Allison Craddock menjelaskan Integrated Geospatial Information Framework (IGIF) sebagai kerangka kerja yang dapat digunakan bagi Pemerintah untuk menyusun kebijakan yang efektif dalam mengembangkan sumber daya alam yang dimilikinya.

Menurut Allison, IGIF bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan informasi geospasial dengan membuatnya terbuka dan mudah diakses baik oleh pemerintah, masyarakat, komunitas bisinis, maupun akademisi. Dari sana, setiap orang dapat berinovasi mengembangkan produk dan layanan baru sebagai solusi yang lebih efektif terhadap permasalahan yang ditemui.

“IGIF memiliki potensi sebagai roadmap yang kolaboratif untuk membantu pemerintah mengembangkan, mengakses, dan menggunakan informasi geospasial dalam menyusun kebijakan yang efektif. Selain itu, melalui IGIF, bantuan dapat diberikan dengan lebih akurat,” jelas Allison dalam Pertemuan UNGGIM-AP secara virtual pada Working Group 1 yang fokus pada Kerangka Referensi Geodesi, 2 November 2021.

Dalam IGIF, terdapat sembilan strategi yang terbagi dalam tiga aspek utama. Pada aspek pemerintahan, perlu dipertimbangkan mengenai pemerintahan dan institusi, kebijakan dan hukum, juga finansial. Pada aspek teknologi, dibutuhkan data, inovasi, dan standard. Sementara pada aspek masyarakat, harus ada kerja sama, pendidikan dan kompetensi, juga komunikasi dan pelibatan.

Allison mendorong agar negara yang menerapkan IGIF berbagi pengalaman. “Dengan berbagi pengalaman, setiap negara dapat belajar bagaimana mengembangkan rencana aksi yang tepat sesuai tujuan,” tutur Allison. Pada pertemuan yang sama, Sonia Costa, Presiden Komite Eksekutif SIRGAS (Geodetic Reference System for the Americas) berbagi informasi mengenai pengelolaan dan status Sistem Referensi Geodesi di benua Amerika. SIRGAS merupakan projek kolaboratif dengan fokus utama mengembangkan infrastruktur geodetik berdasarkan standar, rekomendasi, produk, dan layanan dari International Association of Geodesy (IAG).

Bagi Sonia, teknologi mendorong produk dan layanan geodesi semakin global. Implikasinya adalah pengetahuan, pengalaman, sumber daya, dan infrastruktur yang beragam. Untuk itu perlu peningkatan kapasitas dan pelatihan antara setiap negara dan SIRGAS.

“Selain itu, diperlukan komunikasi yang sederhana dan jelas mengenai geodesi dan pentingnya berbagi pakai informasi geospasial. Kita pun perlu mendorong pengembanngan infrastruktur geodetik yang lebih baik juga data sharing dengan model, produk, dan layanan yang lebih andal,” jelas Sonia.

Pada Working Group 1, disampaikan projek kolaboratif yang dilaksanakan oleh Geoscience Australia, yakni Asia Pacific Regional Reference Frame (APREF) dan Asia Pacific Regional Geodetic Project (APRGP). Berdasarkan laporan yang dipaparkan Guorong Hu, kedua projek tersebut bertujuan untuk menghubungkan datum geodetik nasional maupun regional dengan international terrestrial reference frame (ITRF) terkini melalui densifikasi ITRF di Asia Pasifik.

“Pada 2021, terdapat penambahan stasiun CORS yang mendukung projek ini. Delapan stasiun dari Indonesia, satu stasiun dari India, dan satu stasiun dari Jepang, Hingga Oktober 2021, terdapat 910 stasiun yang dimanfaatkan untuk analisis rutin mingguan,” jelas Hu.

Hal lain yang menarik dari pertemuan Working Group 1 UNGGIM adalah laporan mengenai Geodetic Reference Frame dari Fiji, Tuvalu dan Australia. Dari ketiga laporan tersebut, dapat ditarik benang merah bahwa ada komitmen setiap negara untuk memanfaatkan informasi geospasial untuk memantau dampak dari kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim.

Merangkum rangkaian acara pertemuan, Ketua Working Group 1 Basara Miyahara menyampaikan hasil diskusi dan aktivitas yang telah dilakukan seperti Asia Pacific Regional Reference Frame (APREF) dan Asia Pacific Regional Geodetic Project (APRGP) yang saat ini tengah berada pada tahap pemrosesan data.

“Working Group 1 secara konsisten mendukung program Subkomite Geodesi UN-GGIM dan berkontribusi terhadap Global Geodetic Center of Excellence,” pungkasnya. (MAD)