Kamis, 21 November 2024   |   WIB
id | en
Kamis, 21 November 2024   |   WIB
BIG Terbitkan Gazeter RI Edisi I Tahun 2022

Jakarta, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) meluncurkan Gazeter Republik Indonesia (GRI) Edisi I Tahun 2022. Gazeter merupakan dokumen baku yang digunakan sebagai acuan bersama terkait nama rupabumi di Indonesia.

GRI Edisi I Tahun 2022 diterbitkan dalam dua buah format buku, yaitu GRI yang berisi seluruh daftar nama rupabumi baku dan GRI Unsur Rupabumi Pulau yang berisi daftar nama rupabumi baku untuk unsur rupabumi pulau.

"Ini penting sekali, karena kita sebagai negara kepulauan dengan 17.000 lebih pulau. Itu perlu penamaan baku di antara banyak pulau kita," jelas Kepala BIG Muh Aris Marfai dalam sambutannya pada Selasa, 13 Desember 2022.

Menurut Aris, Gazeter ini merupakan bentuk capaian nyata yang terwujud berkat sinergi dan kolaborasi antara BIG sebagai koordinator penyelenggara nama rupabumi, dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, serta pihak lainnya yang terkait. Gazeter merupakan dokumen dinamis, sehingga dipastikan akan terus bertambah dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya kegiatan penyelenggaraan nama rupabumi di Indonesia.

"Ada nama yang kemudian diusulkan, ada jalan yang kemudian diubah atau diberi nama yang lain, dan sebagainya,” terang Aris.

Perjalanan penyelenggaraan nama rupabumi di Indonesia pada tahun kedua pascaditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nama Rupabumi makin terlihat. Salah satunya ditandai dengan meningkatnya intensitas penyelenggaraan nama rupabumi berupa sosialisasi, bimbingan teknis, asistensi, hingga pengumpulan dan penelaahan nama rupabumi.

“Pengumpulan, penelaahan, hingga pembakuan nama rupabumi di Indonesia memerlukan upaya gotong royong seluruh elemen bangsa Indonesia. Kolaborasi ini perlu dijaga dan ditingkatkan, karena kontinuitas akan sinergi yang terjalin sangat berperan terhadap tersedianya nama rupabumi baku yang dapat dimanfaatkan dalam berbagai aspek penyelenggaraan pemerintahan,” tegas Aris.

Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim BIG Ade Komara Mulyana menambahkan, tantangan paling berat dalam penyusunan dokumen GRI adalah kesadaran akan pentingnya penyelenggaraan nama rupabumi. Sebab, setiap pemerintah daerah memiliki pandangan beragam.

Ade menilai, penyelenggaraan nama rupabumi sangat bertumpu dengan partisipasi jajaran di pemda mengingat objek-objek rupabumi berada di masing-masing daerah. Oleh karenanya, penyelenggaraan nama rupabumi pertama kali dapat berlangsung di tingkat pemda.

"Banyak pemda belum sadar tentang pentingnya penyelenggaraan nama rupabumi, sehingga dari sisi kebijakan juga belum mendukung sepenuhnya," ujar Ade.

Kendati demikian, terdapat sejumlah wilayah yang telah memiliki kebijakan, mengalokasikan anggaran, serta menyediakan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan penyelenggaraan nama rupabumi. Oleh karenanya, BIG memberikan penghargaan kepada daerah yang turut berpartisipasi dalam penyelenggaraan nama rupabumi.

“Tahun ini, BIG menambah kategori baru pada ajang `Bhumandala Award`, yaitu Bhumandala Award Penyelenggaraan Nama Rupabumi. Penghargaan ini sebagai upaya memantik semangat gotong royong toponimi guna mewujudkan penyediaan nama rupabumi baku di wilayah NKRI,” pungkas Ade.

Keberadaan GRI Edisi I Tahun 2022 ini diharapkan dapat menjadi acuan nasional dalam penulisan baku nama rupabumi. Selain itu, juga menjadi rujukan internasional ketika mencantumkan nama rupabumi baku yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penerbitan GRI Edisi I Tahun 2022 ditandai secara simbolis dengan pemukulan gong, yang dilanjutkan pembagian dokumen GRI 2022 kepada perwakilan kementerian/lembaga, pemda, serta seluruh tamu undangan dan narasumber yang hadir dalam acara tersebut. (NIN/MN)