Senin, 28 Oktober 2024   |   WIB
en | id
Senin, 28 Oktober 2024   |   WIB
Optimis, BIG Dukung Fondasi Kuat bagi Profesi Surveyor di ASEAN

Jakarta, Berita Geospasial Pertemuan expert working group Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Competent Authority Committee of Surveying (ACACS) ke-10 untuk membahas perkembangan implementasi Mutual Recognition Arrangement (MRA) on Surveying kembali digelar pada 21-25 Oktober 2024 bertempat di Gedung Sekretariat ASEAN, Jakarta.

Kegiatan ini merupakan rangkaian dari pertemuan ke-108 ASEAN Coordinating Committee on Services (CCS). Melalui acara ini diharapkan akan didapatkan kesepakatan terkait mobilitas tenaga profesional jasa surveyor di kawasan ASEAN dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Ada beberapa agenda penting yang harus disepakati hari ini, salah satunya adalah finalisasi draft nota kesepahaman antara ACACS dengan ASEAN FLAG mengenai program ASEAN Registered Surveyors (ARS) yang akan difasilitasi oleh ASEAN FLAG dari sisi registrasi," jelas Sumaryono, Chairman ACACS 2022-2024, sekaligus Direktur Sumber Daya Manusia Informasi Geospasial, Badan Informasi Geospasial (BIG).

Pertemuan tersebut dihadiri oleh perwakilan negara ASEAN (Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand) kecuali Myanmar dan Vietnam, serta perwakilan ASEAN Federation of Land Surveying and Geomatics (ASEAN FLAG) serta ASEAN Sekretariat.

Lebih lanjut, Sumaryono menjelaskan bahwa nota kesepahaman ini menjadi bagian dari proses registrasi ARS dari masing-masing negara anggota ASEAN. Pada pertemuan sebelumnya ACACS telah menyepakati berbagai regulasi yang menjadi dasar pendaftaran ARS, beserta fasilitasi mobilitas ARS di ASEAN.

Adapun Regulasi penting yang telah disepakati oleh ACACS adalah Term of Reference (ToR) dan Assessment Statement, yaitu dokumen yang mengatur kesepakatan berbagai aspek teknis dari mobilitas ARS. Dokumen ini juga mengatur lingkup layanan yang bisa diberikan ARS di masing-masing negara, kompetensi yang dibutuhkan, dan persyaratan pendidikan yang harus dipenuhi. Implementasi mobilitas ARS tersebut disepakati untuk mulai dilakukan setelah minimal enam negara anggota ASEAN siap dengan dukungan regulasi domestik yang diperlukan.

Syaharudin, selaku Presiden ASEAN FLAG, telah menyiapkan infrastruktur untuk mendukung proses pendaftaran ARS. Ia juga memaparkan bagaimana proses registrasi ARS, dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang mungkin akan dialami.

“Aplikasi yang telah kami siapkan cukup sederhana, hambatan yang kami miliki adalah belum tersedianya tata waktu yang jelas untuk proses review, dan persetujuan di masing-masing negara. Kami telah menyiapkan sistem yang mengakomodir setiap proses registrasi ARS,” ujar Syaharudin.

Selain membahas mengenai ARS, agenda penting lainnya yang turut dibahas adalah penentuan Chairman ACACS periode berikutnya. Sumaryono telah menyelesaikan tugasnya sebagai chairman periode 2022-2024 dengan membangun fondasi yang kuat agar mobilitas tenaga profesional surveyor di ASEAN dapat berjalan.

Forum menyepakati bahwa Chairman ACACS periode berikutnya berasal dari Malaysia yaitu Ahmad Sanusi bin Che Cob. Implementasi mobilitas tenaga profesional surveyor di ASEAN menjadi target yang harus dicapai oleh chairman berikutnya.

“Semoga rencana kerja yang telah kita susun sebelumnya dapat terlaksana dengan baik, dan dapat disempurnakan oleh chairman berikutnya,” ucap Sumaryono optimis.

Mobilitas tenaga profesional surveyor direncanakan terlaksana per-2025. Poin krusial ini sudah menjadi keharusan dalam ekosistem MEA. Indonesia telah memulai pendaftaran profesi surveyor untuk MRA on Surveying sejak Juli 2024. Peraturan BIG Nomor 14 tahun 2021 tentang Tenaga Profesional yang Tersertifikasi Bidang Informasi di Bidang Informasi Geospasial telah menjelaskan bahwa surveyor asing, termasuk surveyor dari negara ASEAN, dapat bekerja di Indonesia dengan persyaratan yang harus dipenuhi.

“Indonesia telah menyiapkan infrastruktur tenaga profesional surveyor sebagai respon atas semakin besarnya kebutuhan profesi surveyor, baik secara nasional maupun regional ASEAN. Kita tidak akan pernah menang, jika tidak pernah melangkah. Sambut era baru ini dengan optimis dan bijaksana, dengan harapan surveyor Indonesia semakin profesional dan mendunia,” pungkas Sumaryono pada pertemuan tersebut. (AMA/LR)