Sabtu, 28 September 2024   |   WIB
en | id
Sabtu, 28 September 2024   |   WIB
BIG Turut Dorong Integrasi Statistik dan Geospasial di Forum Global

Nairobi, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai delegasi Indonesia hadir dalam Eighth meeting of the Expert Group on the Integration of Statistical and Geospatial Information jointly with the seventh meeting of the Working Group on Geospatial Information of the The Inter-agency and Expert Group on Sustainable Development Goal Indicators (IAEG-SDGS) di Nairobi, Kenya.

Pertemuan terkait integrasi data statistik dan Informasi Geospasial (IG) yang berlangsung pada 16-19 September 2024 ini diorganisir oleh The United Nations Statistics Division (UNSD), The United Nations Committee of Experts on Global Geospatial Information Management (UN-GGIM), dan The United Nations Human Settlements Programme (UN-Habitat).

Direktur Integrasi dan Sinkronisasi Informasi Geospasial Tematik BIG Lien Rosalina menjelaskan, pertemuan ini memiliki signifikansi yang tinggi untuk menyepakati pentingnya integrasi statistik dan geospasial untuk diimplementasikan di berbagai negara di dunia. “Pertemuan ini juga menggarisbawahi pentingnya mewujudkan kolaborasi dan kerja sama antara badan statistik dan badan geospasial di setiap negara,” katanya.

Sedangkan, Surveyor Pemetaan dari Direktorat Integrasi dan Sinkronisasi Informasi Geospasial BIG Diah Retno Minarni mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi anggota global expert The Expert Group on the Integration of Statistical and Geospatial Information (UN ISGI) sejak 2024. “BIG sebenarnya sudah melakukan integrasi spasial-statistik sejak 2019, yang diimplementasikan dalam kegiatan yang menjadi kinerja BIG setiap tahunnya,” lanjutnya.

Diah menyampaikan, Indonesia dianggap melakukan lompatan besar dengan mengupayakan disagregasi penghitungan indikator SDGs hingga tingkat administrasi desa. Sebanyak 20 indikator SDGs dihitung di tingkat desa menggunakan data dari Basis Data Keluarga Indonesia (BDKI) milik Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Ini merupakan capaian signifikan di antara negara-negara lain.

Pada pertemuan ini, Indonesia menyampaikan story map, metodologi, analisis, serta hasil pemetaan dari setiap indikator. Framework yang sedang dikembangkan, yaitu Global Statistic and Geospatial Framework (GSGF), berpotensi menjadi jembatan dalam pencapaian SDGs.

Pertemuan yang dihadiri Indonesia, Malaysia, Inggris, Finlandia, Namibia, Amerika Serikat, Swedia, Ethiopia, India, Irlandia, Kanada, Brasil, Norwegia, Kenya, Meksiko, Kolombia, serta UN Habitat ini membahas secara rinci Global Statistical Geospatial Framework, Draft The Development of Globally Unique Identifier for Cities dari UN-GEGN, tinjauan 10 tahun Global Expert on the Integration of Statistical and Geospatial Information, dan Rescuing SDGs with Geospatial Information.

Beberapa pandangan utama yang disampaikan delegasi, yaitu (1) perlunya langkah cepat dalam implementasi integrasi spasial dan statistik untuk mendorong pencapaian SDGs, (2) buktikan makin banyak negara yang melakukan disagregasi data SDGs hingga level desa dan individu, (3) pentingnya capacity building bagi negara-negara dengan pencapaian SDGs rendah, dan (4) perlunya resolusi dari Sekretariat UN-SD dan Komisi Statistik untuk mendukung kerjasama antara badan statistik dan badan geospasial.

Dari berbagai intervensi yang disampaikan sejumlah negara, penting untuk terus berkontribusi dalam koordinasi, implementasi, pengembangan, dan penyebarluasan GSGF. BIG akan terus berperan aktif dalam mendukung keterlibatan Indonesia dalam perkembangan GSGF tersebut. (DRM-TR/LR/NIN)