Makassar, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) mengambil inisiatif besar dalam penyediaan peta dasar skala 1:5.000 di wilayah Sulawesi dengan menggunakan teknologi canggih Airborne Synthetic Aperture Radar (SAR). Langkah ini merupakan bagian dari percepatan penyediaan peta dasar yang penting untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang semakin mendesak seperti penyusunan Rencana Detail Tata Ruang, integrasi dengan sistem perizinan usaha Online Single Submission (OSS), penanggulangan bencana, pengentasan kemiskinan ekstrim, serta pemenuhan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
“Tentunya kami tidak dapat melaksanakan kegiatan ini sendiri, perlu adanya dukungan semua pihak untuk memastikan kelancaran pelaksanaan akuisisi data geospasial dasar ini,”ujar Direktur Pemetaan Rupabumi Wilayah Darat (PRWD) BIG Ade Komara Mulyana dalam sambutannya pada penerbangan perdana untuk akuisisi data geospasial dengan teknologi airborne SAR lepas landas dari Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar (16/08/2024).
Lebih lanjut, Ade menjelaskan bahwa pesawat yang digunakan dilengkapi dengan sensor radar X-band dan P-band yang mampu menghasilkan data citra radar tegak (ORI), DSM, dan DTM. Data ini nantinya akan digunakan untuk penyusunan peta dasar skala 1:5.000 di seluruh wilayah Sulawesi.
Penerbangan akuisisi data ini didukung oleh pesawat dan kru yang berasal dari Amerika Serikat, yang tiba di Makassar pada 12 Agustus 2024. Sebelum penerbangan dimulai, tim telah menyiapkan dan mengukur titik kontrol untuk radar berupa corner reflector yang tersebar di seluruh wilayah Sulawesi sejak Maret 2024.
Selama survei udara, penerbangan akan dilakukan sebanyak dua sortie per hari. Keberhasilan dari operasi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk dalam hal perizinan terbang, penyediaan home base airport di Makassar dan Manado, serta koordinasi antara tim teknis dan kru di lapangan.
“Penerbangan ini menjadi awal dari serangkaian kegiatan akuisisi data yang direncanakan berlangsung selama tiga bulan ke depan. Langkah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data geospasial yang semakin mendesak di berbagai sektor, serta mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” tutup Ade. (PRWD/MN)