Danau Toba, Berita Geospasial – Sektor pariwisata memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Pengembangan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP), yaitu Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, Likupang, dan Danau Toba, menjadi salah satu terobosan pemerintah. Sejak 2022, Badan Informasi Geospasial (BIG) telah melakukan penyusunan atlas pariwisata sesuai wilayah DPSP tersebut.
“Atlas pariwisata ini sebenarnya merupakan kontribusi BIG untuk meningkatkan sektor pariwisata Indonesia yang terpuruk pasca pandemi. Pemerintah melalui Komenkomarves berupaya untuk meningkatkan pariwisata Indonesia melalui tagline ‘Bangga Berwisata di Indonesia’. Untuk itu, sesuai tugas dan fungsinya, BIG turut berkontribusi menyediakan Informasi Geospasial Tematik dalam hal ini berupa atlas pariwisata terutama di 5 DPSP,” terang Niendyawati, Surveyor Pemetaan Ahli Madya BIG.
Niendyawati meneruskan bahwa atlas yang dihasilkan BIG ini nantinya akan digunakan oleh kementerian/lembaga (K/L), masyarakat umum serta penggiat pariwisata. Atlas pariwisata ini akan menyajikan informasi destinasi pariwisata lengkap dengan peta, foto, dan narasi yang menggambarkan sejarah objek wisata tersebut. Informasi tambahan seperti makanan khas, transportasi daerah, kondisi tempat wisata juga tercantum dalam atlas ini.
Ditemui di Monkey Forest Umar Manik Sibaganding, Kabupaten Simalungun, Herry Sudrajat dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif Pemerintah Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara mengungkapkan apresiasinya atas kegiatan penyusunan atlas pariwisata yang telah dilakukan BIG ini.
“Atlas hasil dari BIG ini akan menjadi sarana promosi bagi pemerintah daerah serta Danau Toba sebagai DPSP. Hal ini menjadi potensi bagi kami, sebagai devisa bagi daerah, dimana pariwisata merupakan salah satu sumber pemasukan yang besar. Kami berharap program ini bisa terus dilaksanakan dan berkesinambungan. Kami dari pemerintah daerah mendukung dan akan memfasilitasi ke depannya,” tutur Herry.
Atlas Pariwisata Danau Toba akan menggambarkan berbagai daya tarik wisata di Wilayah Danau Toba dan sekitarnya yang meliputi unsur kewilayahan, aksesibilitas, atraksi, amenitas, investasi, dan masyarakat. Lingkup geografis mencakup 90 kecamatan yang berada sekitar Danau Toba. Lingkup substansial akan mengidentifikasi daya tarik wisata dalam berbagai kelompok tema, yaitu destinasi wisata alam, budaya, buatan, dan minat khusus.
“Proses awalnya adalah kita mengumpulkan data dari seluruh dinas pariwisata yang ada di delapan kabupaten, kemudian kita kroscek atau validasi, kita ambil fotonya ke lapangan. Ketika turun ke lapangan sekaligus mendapatkan informasi yang nanti digunakan sebagai narasi dalam atlas. Kemudian kita olah, kita pilih mana destinasi wisata yang bisa masuk. Setelahnya, dibuat desain, dilengkapi foto, narasi, dan infografis,” ungkap Niendyawati tentang proses penyusunan atlas pariwisata tersebut.
Setelah penyusunan atlas pariwisata, selanjutnya dilaksanakan diskusi dengan narasumber guna memperoleh masukan dan saran. Proses akhir adalah publikasi dalam laman atlas.big.go.id yang bisa diakses secara gratis.
Sementara itu, ditemui di Air Terjun Situmurun, Kabupaten Toba, Parulian Aritonang dari Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menyampaikan apresiasi atas kegiatan pemetaan yang telah dilakukan untuk kawasan Danau Toba ini.
“Besar harapan kami, hasil dari pemetaan atlas ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata Danau Toba, sehingga akan meningkatkan jumlah wisatawan, yang pada akhirnya akan turut meningkatkan pendapatan masyarakat di sekitar kawasan Danau Toba. Kami harap kegiatan ini jangan hanya berhenti disini, tapi juga bisa mengerucut untuk pemetaan berbasis desa wisata yang juga sedang dikembangkan di Indonesia ini,” ujarnya.
Survei lapangan kegiatan penyusunan atlas pariwisata wilayah Danau Toba dilakukan BIG dalam dua periode. Periode pertama dilakukan pada 4 - 13 Juni 2024 yang meliputi wilayah Kabupaten Karo, Samosir, Tapanuli Utara, Pakpak Bharat, dan Dairi. Sementara survei periode kedua dilaksanakan pada 2 - 11 Juli 2024 mencakup wilayah Kabupaten Toba, Simalungun dan Humbang Hasundutan. (LR/MN)