Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
en | id
Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
Optimalisasi Data SRGI Menunjang Mitigasi Bencana

Tuban, Berita Geospasial – Informasi Geospasial (IG) dengan data yang akurat diperoleh dari Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) yang memadai. SRGI tersebut termasuk data Continuously Operating Reference Station (CORS) dan pasang surut (pasut), yang salah satu manfaatnya digunakan untuk mitigasi bencana di seluruh wilayah Indonesia.

"Data CORS digunakan dalam penentuan lokasi akurasi tinggi untuk tujuan pembangunan, sedangkan data pasut, salah satunya, membantu BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika) dalam memberikan peringatan dini tsunami setelah kejadian gempa," papar Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerja Sama Badan Informasi Geospasial (BIG) Suprajaka pada acara Bakti Geospasial dengan tema Ketersediaan dan Pemanfaatan Data SRGI, di Tuban, 6 April 2024.

Sampai dengan akhir tahun 2023, BIG, sebagai penyelenggara utama IG di Indonesia, telah membangun 436 stasiun CORS dan 260 stasiun pasut di seluruh Indonesia. Padahal, dengan luas wilayah yang besar, Indonesia membutuhkan minimal 1.000 untuk masing-masing stasiun agar data optimal.

"Oleh karena itu, BIG terus berupaya untuk memenuhi kekurangan tersebut," tutur Suprajaka.

BIG merupakan lembaga vital yang menyediakan data IG untuk mitigasi bencana. Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) sebagai mitra kerja BIG, sejak tahun 2019 berkomitmen untuk memperkuat sistem mitigasi bencana di Indonesia, diantaranya dengan memperbanyak stasiun pasut dan sistem peringatan gunung api.

"Kebijakan pemerintah harus dibarengi dengan keberpihakan anggaran. Karena itu, kami di Komisi VII siap mengawal anggaran yang dibutuhkan BIG agar semua target tercapai dengan baik," tegas anggota Komisi VII DPR RI Ratna Juwita Sari yang turut hadir pada acara Bakti Geospasial tersebut.

Dukungan Komisi VII dalam penyelenggaraan IG juga tampak dalam penyelesaian beberapa regulasi.

"Tahun lalu sudah disahkan revisi undang-undang landas kontinen. Saat ini sedang disusun undang-undang kepulauan yang juga erat hubungannya dengan tugas BIG,” imbuh Ratna kepada para peserta Bakti Geospasial. (LNR/LR)