Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
en | id
Sabtu, 23 November 2024   |   WIB
Pekerjaan Berat : Survei Densifikasi Pilar Batas Negara

Bupul, Berita Geospasial - Survei densifikasi pilar batas negara hampir setiap tahun dilaksanakan oleh Pusat Pemetaan Batas Wilayah (PPBW) Badan Informasi Geospasial (BIG). Dalam beberapa tahun terakhir ini survei dilaksanakan di perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini, di Kabupaten Merauke. Kegiatan dimulai dari bulan September 2023 dan dilaksanakan di sub-distrik Ulilin, mulai dari Dusun Kweel hingga Dusun Bupul. Survei direncanakan selesai terlaksana dalam kurun waktu tiga bulan hingga bulan Desember 2023.

Survei ini dilakukan untuk merapatkan sejumlah pilar batas negara diantara pilar Meridien Monument (MM) yang sudah terpasang sebelumnya. Pilar yang akan dipasang memiliki interval jarak 600 meter yang terdiri dari tiga pilar tipe A dan 37 pilar tipe B. Survei dibagi menjadi tiga tahap yakni tahap pertama perintisan jalur dan stake out pilar sementara, tahap kedua pengamatan GNSS pada patok sementara, dan tahap ketiga pemasangan pilar.

Tim pertama yang melakukan perintisan jalur melakukan tugas paling berat. Disamping harus membuka jalur yang masih rapat dengan vegetasi, mereka juga terbebani dengan logistik kebutuhan survei selama 14 hari. Pembukaan jalur dilakukan dari dua arah, Dusun Kweel dan Dusun Bupul. Dari kedua arah tersebut memiliki karakteristik medan yang berbeda sehingga memiliki kesulitan yang berbeda pula.

Dalam serah terima tugas dari tim pertama kepada tim kedua di Merauke (23/10), Muhammad Nurul Fahmi, surveyor pemetaan PPBW BIG, selaku koordinator lapangan tim pertama, menjelaskan medan yang akan dihadapi tim berikutnya serta kendala-kendala yang sebelumnya dihadapi.

"Tim yang bergerak dari arah Kweel dihadapkan pada hutan bambu yang sangat rapat dan hutan bus yang membuat area sekelilingnya tampak sama. Sedangkan tim yang bergerak dari arah Bupul dihadapkan pada hutan yang memiliki banyak anak sungai",” jelas Fahmi.

Menurut hasil pelaksanaan kegiatan tim pertama, pergerakan tim berikutnya yang melintasi jalur Kweel harus memastikan ketersediaan air di tiap camp tercukupi. Karena di jalur Kweel minim sumber air, berbanding terbalik dengan jalur Bupul yang banyak dilintasi aliran sungai dan sedikit berbukit.

Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini dapat membantu kegiatan penegasan batas antar kedua negara dan menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. (AMA/MN)