Kamis, 14 November 2024   |   WIB
en | id
Kamis, 14 November 2024   |   WIB
Indonesia Siap Gelar Asia Pacific Geospatial Forum 2023 dan 12th Plenary Meeting of UNGGIM-AP

New York, Berita Geospasial - Pada tanggal 2-4 Agustus 2023, Delegasi Republik Indonesia (Delri) dari Badan Informasi Geospasial (BIG) dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) menghadiri 13th Session of The United Nations Committee of Experts on Global Geospatial Information of Management (UN-GGIM) di Gedung PBB, New York atas undangan the United Nations Statistic Division (UNSD). Kepala BIG Muh Aris Marfai hadir sebagai Ketua Delri didampingi oleh Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik sekaligus Presiden UNGGIM-Asia Pacific (UNGGIM-AP), Antonius B. Wijanarto dan Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar, Mohamad Arief Syafii.

Sebelumnya pada tanggal 30 Juli-1 Agustus 2023 telah diadakan side event UNGGIM, dimana Presiden UNGGIM-AP menyampaikan laporan komite regional Asia Pasifik pada Working Group Integrated Geospatial Information Framework (IGIF). Salah satu bahasan penting yang dibahas adalah perlunya kerjasama dan kolaborasi antar komite regional, organisasi internasional, dan juga akademisi. Pada side event ini juga disampaikan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh UNGGIM-AP dan agenda yang akan dilaksanakan, salah satunya adalah Asia Pacific Geospatial Forum (APGF).

"APGF akan diadakan pada bulan November 2023 di Bali. Kegiatan ini didukung penuh oleh Kementerian PPN/Bappenas dan merupakan satu rangkaian acara yang di dalamnya terdiri dari beberapa agenda berupa seminar internasional, workshop dan 12th Plenary Meeting of UNGGIM-AP dengan mengundang seluruh negara anggota UNGGIM Asia Pasifik dan berbagai pembicara di bidang geospasial," jelas Anton.


Dalam sesi panel diskusi “Fit for Purpose Authoritative Geospatial Data for Crisis”, Aris menyampaikan pentingnya akurasi data geospasial sebagai acuan dalam penyusunan data tematik untuk krisis dan bencana. "Indonesia sebagai negara yang terletak di Ring of Fire membutuhkan data dan informasi geospasial yang akurat dan mudah diakses untuk manajemen Mitigasi Risiko Bencana. Telah disusun Satu Data Indonesia yang bertujuan tidak hanya untuk menyusun data yang jelas otorisasinya, tetapi juga untuk mengatur akses data dan meningkatkan kolaborasi antar stakeholders," papar Aris.

Selain itu, Aris menyampaikan beberapa tanggapan terkait agenda pembahasan terkait pengaturan dan manajemen IG secara global, IGIF, integrasi geospasial statistik, kerangka acuan geodetik global, penerapan IG dalam administrasi dan pengelolaan pertanahan, IG untuk kebencanaan, dan kolaborasi dengan the UN Groups of Experts on Geographical Names (UN-GEGN) dalam gelaran sidang UN-GGIM ini.

"Indonesia akan mengadakan seminar internasional agenda International Hydrographic Organization (IHO) pada bulan Februari 2024. Sedangkan pada bulan Maret tahun 2024 akan diadakan UNGGIM Working Group of Marine Spatial Data Infrastructure (WG-MSDI) dan Working Group of Marine Geospatial Information (WG-MGI) yang merupakan kolaborasi antara BIG dan Pushidrosal," tambah Aris. Agenda ini mendapatkan dukungan penuh dari seluruh negara dan menegaskan pentingnya Indonesia untuk menjadi bagian/anggota dari WG-MGI.

United Nations (PBB) secara resmi memberikan apresiasi dan ucapan terima kasih atas pelaksanaan training UNGEGN beberapa waktu lalu di Bali. Sebagai tindak lanjut, Indonesia akan menjadi pilot project untuk mengembangkan good practices terkait kolaborasi GGIM dan GEGN di level Nasional serta terus meningkatkan kolaborasi dan kerjasama antar negara anggota. (WYS/MN)