Jakarta, Berita Geospasial – Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai diundang menjadi penceramah Penyelenggaraan Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) pada Rabu, 24 Mei 2023. Tema yang dibahas adalah `Peran Informasi Geospasial di Ibu Kota Nusantara (IKN)`.
“Informasi Geospasial (IG) merupakan salah satu data penting yang digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring pembangunan. IG juga diperlukan dalam pembangunan IKN,” kata Aris di depan lebih dari 100 peserta pendidikan regular Angkatan LXV Lemhannas.
Menurut Aris, IG dalam bentuk data geosapsial dasar terus disediakan BIG untuk keperluan pembangunan IKN. Data yang disediakan, antara lain titik kontrol geodesi, hasil perekaman data pasang surut di lokasi IKN, data pengukuran gaya berat, serta Peta Rupabumi skala besar 1:5.000 wilayah IKN.
“Titik kontrol geodesi adalah posisi di muka bumi yang keberadaannya ditandai dengan adanya bentukan fisik tertentu. Titik ini disajikan secara formal dan resmi sebagai penanda serta menjadi kerangka acuan yang presisi untuk IG,” jelas Aris.
Titik kontrol geodesi tersebut digunakan sebagai dasar pemetaan, perencanaan wilayah, desain konstruksi, pembangunan fasilitas publik dan trasportasi, serta desain bangunan pekerjaan engineering lainnya. Selain penyediaan titik 0 IKN, BIG juga menyediakan lima titik kontrol geodesi lain yang berfungsi sebagai referensi pemetaan untuk proses pembangunan IKN.
Sedangkan data pasang surut di lokasi IKN, lanjut Aris, digunakan sebagai referensi utama secara vertikal. Perekaman data pasang surut diperlukan untuk menentukan referensi vertikal terhadap muka air laut.
Data geosapsial dasar lainnya yang digunakan untuk mendukung pembangunan IKN adalah data pengukuran gaya berat. Data gaya berat digunakan sebagai data utama dalam pembuatan geoid, yang digunakan sebagai sistem referensi geosapsial vertikal.
“Selain itu, data gaya berat juga digunakan untuk koreksi tinggi orthometrik dan untuk penentuan struktur dalam eksplorasi migas,” terang Aris.
Selain data gaya berat, juga ada stasiun pengamatan geodetik tetap yang beroperasi secara terus-menerus selama 24 jam untuk merekam data satelit Global Navigation Satelite System (GNSS). Data ini penting sebagai salah satu referensi pemetaan, termasuk bagian dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan di IKN.
Data terakhir yang disediakan BIG untuk mendukung pembangunan IKN adalah Peta Rupabumi skala besar 1:5.000. Penyelesaiannya saat ini sedang dikebut.
“Pada 16 Mei 2023, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi telah meminta TNI AU dan BIG melakukan pemotretan udara kawasan IKN untuk identifikasi penguasaan fisik lahan IKN oleh pihak tertentu,” ungkap Aris.
Dengan tegas, Aris menyatakan jika pembangunan IKN tidak akan berjalan lancar tanpa adanya pemetaan. Karenanya, saat ini pihaknya tengah fokus merampungkan Peta Rupabumi skala besar wilayah IKN sesuai target yang telah ditetapkan. (NIN/MN)