Soreang, Berita Geospasial - Kabupaten Bandung merupakan satu dari banyak daerah di Indonesia yang masuk kategori rawan bencana. Pada April 2023, tercatat delapan kecamatan di Kabupaten Bandung diterjang banjir dan longsor yang mengakibatkan korban jiwa dan kerugian harta.
Tingginya risiko bencana melatarbelakangi digelarnya `Bakti Inovasi Informasi Geospasial: Sosialisasi Pemetaan Mitigasi Bencana` di Soreang, Kabupaten Bandung pada 9 Mei 2023. Kegiatan hasil kerja sama Badan Informasi Geospasial (BIG) dengan Komisi VII DPR ini dihadiri pemangku kebijakan dan relawan kebencanaan di Kabupaten Bandung dan Bandung Barat.
Peserta mendapatkan informasi terkait penggunaan peta rawan banjir sebagai salah satu tools untuk mitigasi bencana. “Kini peta bukan lagi dilihat sebagai penunjuk jalan semata, peta dapat bernilai lebih,” ucap anggota Komisi VII DPR Diah Nurwitasari dalam sambutannya.
Menurut Diah, masyarakat yang tinggal di daerah dengan potensi kebencanaan harus memahami potensi bahaya yang ada. Jika terjadi bencana, masyarakat tahu harus evakuasi ke mana dan melakukan apa.
“Jadi, peta bukan sekedar untuk sampai ke tujuan. Manfaatnya banyak sekali,” ungkap Diah.
Senada, Kepala Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIG Lien Rosalina menjelaskan jika saat ini peta rawan banjir bisa dimanfaatkan berbagai pihak. Selai itu, pemerintah daerah di wilayah rawan bencana semestinya membuat analisis risiko sesuai standar.
“Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) sebagai dasar pembangunan, mesti memperhatikan hal tersebut. Bencana menjadi salah satu unsur penting dalam pembahasan tata ruang. Jangan sampai kita sudah membangun lalu terjadi bencana. Itu kaitannya dengan pembangunan. Lebih dari itu semua kita perlu menyelamatkan jiwa yang ada di lokasi bencana,” tegas Lien. (FRH/NIN)