Cibinong, Berita Geospasial – Lembaga yang melakukan survei dan pemetaan tanah di Jepang atau biasa disebut GSI pada Jumat, 3 Februari 2023 bertamu ke Badan Informasi Geospasial (BIG). Kunjungan ini dilakukan untuk membahas hasil pilot analysis land subsidence di Semarang, Jawa Tengah yang dilaksanakan BIG bersama GSI. Pada kesempatan ini rombongan GSI diterima oleh Deputi Informasi Geospasial Tematik (IGT) BIG Antonius Bambang Wijanarto.
“Selain membahas hasil analisis land subsidence di Semarang, pertemuan ini juga sebagai upaya memperkuat kerja sama antara BIG dan GSI dalam hal pemanfaatan dan berbagi pakai data,” jelas Anton.
Data yang dimaksud Anton, utamanya adalah data CORS (Continuously Operating Reference Station). Data CORS dapat dimanfaatkan untuk analisis kebencanaan, misalnya dalam studi kasus land subsidence.
Land subsidence atau penurunan muka tanah merupakan suatu proses gerakan penurunan muka tanah yang diakibatkan berbagai variabel tertentu. Semarang dipilih sebagai lokasi pilot analisis land subsidence karena kondisinya yang rusak parah akibat banjir dan gelombang tinggi. Selain itu, penurunan muka tanah di Semarang juga disebabkan karena banyaknya jumlah penduduk.
“Daerah dengan jumlah penduduk yang besar berdampak pada penurunan tanah,” terang Deputy Directory of GNSS CORS Divisons Geodetic Observation Centre GSI, Takamatsu Naofumi.
Lebih lanjut, berdasarkan analisis land subsidence yang dilakukan di Semarang, dapat diambil kesimpulan bahwa semua hasil menunjukkan tren fluktuasi yang sama. Selain itu, kelayakan analisis spatial autoregressive (SAR) menggunakan L-band telah diverifikasi. Ini berarti penggunaan gabungan analisis CORS dan SAR akan efektif untuk memantau deformasi tanah dan kerak, termasuk penurunan muka tanah. (NIN/LR)