Cibinong, Berita Geospasial - Program Magang Bersertifikat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (PMBKM) merupakan merupakan salah satu terobosan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan pembelajaran mahasiswa. Melalui program ini mahasiswa mendapatkan kesempatan untuk belajar, sekaligus menerapkan keilmuan yang diampu secara langsung di lingkungan kerja sesuai dengan bidangnya. Terkait hal tersebut, Badan Informasi Geospasial (BIG) telah menerima dan melibatkan mahasiswa yang tergabung dalam Program Magang Bersertifikat MBKM dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Yosef Dwi Sigit Purnomo, Kepala Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP) BIG menyampaikan bahwa kegiatan dari Program Magang Bersertifikat MBKM ini sangat berpengaruh bagi Pusat PKLP BIG.
"Kami sangat terbantu dengan program yang telah diselenggarakan ini. Karena teman-teman mahasiswa ini turut membantu dalam mencapai target program KSP dan RPJMN", ujar Sigit dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (monev) tahap pertama Program Magang Bersertifikat MBKM UPI yang dilaksanakan pada 15 September 2022 di Kantor BIG, Cibinong. Dalam pelaksanaannya para mahasiswa dilibatkan dalam bisnis proses di PKLP BIG. Seperti misalnya dalam kegiatan penyelenggaraan Informasi Geospasial Dasar (IGD) Garis Pantai Skala Besar (1:5000) untuk mendukung percepatan Kebijakan Satu Peta (KSP) dan RPJMN 2020 - 2024.
Lili Somantri, Ketua Program Pendidikan Sains Informasi Geografi UPI, yang turut hadir mengungkapkan apresiasinya kepada pihak PKLP BIG karena telah membantu membimbing para mahasiswa untuk belajar, sekaligus mengaplikasikan materi yang telah didapatkan saat kuliah. "Kultur di kampus kami, magang di BIG memiliki kebanggan tersendiri. Karena langsung terlibat sesuai dengan standar BIG", tutur Lili.
Dalam kegiatan monev ini disampaikan juga capaian-capaian dari pelaksanaan Program Magang Bersertifikat MBKM. Dosen pembimbing lapangan, Muhammad Ihsan menyampaikan bahwa Tim Deliniasi Garis Pantai Sumatera telah mencapai progres 23,77% dari total 11.723,11 KM. Sedangkan untuk Tim Deliniasi Jawa-Nusa-Bali telah mencapai progres 40,867% dari total 14.621,17 KM. "Kedepannya perlu ada percepatan di Tim Sumatera. Akan difokuskan di digitasi geometri, setelah itu baru di atributnya", tandas Ihsan.
Selain dijelaskan pula kendala umum yang dialami, diantaranya adalah: tidak adanya basemap untuk wilayah tertentu, kendala perangkat keras, jaringan internet, dan kendala non teknis lainnya. Menanggapi hal tersebut Sigit menegaskan kendala-kendala tersebut harap segera ditindaklanjuti agar dapat mencapai target yang telah ditentukan.
Di akhir kegiatan monev, tiap mahasiswa memberikan testimoni atas program dan kegiatan yang telah berlangsung. Pada sesi ini sebagian besar mahasiswa menyampaikan beberapa kendala yang terjadi disebabkan minimnya pengalaman yang mereka miliki. Selain itu, mereka juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan kesan dan pengalaman yang sangat berarti bagi mereka. (AMA/LR)