Bogor, Berita Geospasial - Kondisi alam dengan kondisi tektonik yang aktif dan kondisi hidro-meteorologis yang aktif menjadikan Indonesia rawan terhadap sejumlah bencana. Pengelolaan bencana yang komprehensif mulai dari tahap mitigasi hingga pasca bencana memerlukan informasi geospasial (IG).
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik Badan Informasi Geospasial (BIG) Antonius Bambang Wijanarto dalam sambutannya pada kegiatan Bakti Inovasi dengan tema "Sosialisasi Informasi Geospasial untuk Pemetaan Bencana". Kegiatan hasil kerja sama antara BIG dengan Komisi VII DPR RI ini diselenggarakan di Hotel Grand Pesona Caringin, Bogor pada Jumat, 12 Agustus 2022.
Anton menambahkan," Partisipasi masyarakat dalam pemetaan kebencanaan merupakan inovasi yang perlu dilakukan sehingga forum seperti ini dapat menjadi ruang untuk belajar dan meningkatkan diri menghadapi bencana yang akan datang".
Sejalan dengan itu, anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu menyatakan bahwa pengelolaan negara termasuk dalam hal penanganan bencana sangat membutuhkan data. "Data merupakan hal yang paling dasar dalam melakukan suatu perencanaan. Bagaimana pemerintah dapat merencanakan dengan baik apabila tidak ada data dan informasi yang valid, " pungkas Adian.
Dalam kegiatan ini hadir mewakili Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Bogor Yani Hassan. Yani menyambut baik kegiatan ini dan mengharapkan melalui kegiatan ini dapat meningkatkan pemahaman terhadap bencana, khususnya di Kabupaten Bogor.
Kegiatan sosialisasi menghadirkan narasumber dari BIG, Ferrari Pinem dari Pusat Pemetaan Integrasi Tematik (PPIT) BIG. Ferrari memaparkan kegiatan pemetaan kebencanaan yang telah dilakukan BIG untuk mendukung pengelolaan bencana di Kabupaten Bogor kepada sekitar 150 peserta sosialisasi. (ATM/MN)