Berita Geospasial, Bogor - Beragam data yang dihasilkan Badan Informasi Geospasial (BIG) tak hanya penting untuk penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG), tapi juga dapat dimanfaatkan untuk pengurangan risiko bencana.
Hal tersebut disampaikan Kepala BIG Muh Aris Marfai ketika menjadi keynote speaker Simposium Internasional `Disaster Risk Reduction, Mitigation, and Environmental Sciences` yang diselenggarakan University Network for Disaster Risk Reduction (UN4DRR) pada Kamis, 21 Juli 2022.
Aris menjelaskan, stasiun CORS dan stasiun pasang surut sebagai bagian dari Informasi Geospasial Dasar (IGD) tak hanya untuk mendukung kegiatan pemetaan dasar. Data yang dihasilkan secara real-time, dapat dimanfaatkan sebagai early warning system bencana alam di Indonesia.
“Pada saat yang sama, data yang dihasilkan CORS dan tide-gauges dapat membantu dalam pengurangan risiko bencana. Data dari stasiun pasut misalnya, dimanfaatkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk memantau tsunami, karena data sea level rise yang dihasilkan begitu presisi,” jelas Aris.
Sedangkan, Informasi Geospasial Tematik (IGT) memainkan peran penting dalam setiap tahapan pengurangan risiko bencana. Mulai dari emergency response, rehabilitasi, rekonstruksi, penilaian risiko, mitigasi, pengembangan kesadaran dan kapasitas, kesiapsiagaan, hingga early warning.
“Sebagai contoh, setiap lembaga terkait dapat berkolaborasi menyediakan susceptibility map, hazard map, vulnerability map, maupun risk map yang penting dalam tahap mitigasi bencana,” tutur Aris.
Aris pun menyampaikan, seluruh data dan IG yang berkaitan dengan kebencanaan terangkum dalam Ina Geoportal. Informasi ini dapat diakses secara gratis dan dimanfaatkan bersama melalui alamat tanahair.indonesia.go.id.
Sementara, untuk mengakses Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI), publik dapat mengunjungi srgi.big.go.id. (MAD/NIN)