Sabtu, 09 November 2024   |   WIB
en | id
Sabtu, 09 November 2024   |   WIB
Perkuat Kesehatan Mental Karyawan, BIG Rilis Employee Assistance Program

Cibinong, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial merilis Employee Assistance Program (EAP) untuk membantu karyawan meningkatkan kualitas dan produktivitasnya dalam kehidupan sehari-hari maupun di dalam organisasi. Layanan EAP berbentuk sesi konseling bersama psikologis klinis dari Personal Growth Counseling and People Development. Setiap karyawan dapat memanfaatkan layanan ini pada hari kerja sepanjang tahun 2022.

Sekretaris Utama BIG Muhtadi Ganda Sutrisna menjelaskan, pandemi Covid-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan dari cara bekerja, berinteraksi, belajar, meraih sesutu, hingga cara berpikir. Di BIG sendiri, dua orang karyawan meninggal akibat pandemi.

“Pandemi memengaruhi kondisi mental seseorang juga lingkungan kerjanya. Perlu ada peningkatan mental yang drop sehingga ASN tetap produktif melayani,” jelas Ganda pada webinar ‘Membangun Resiliensi Diri : Let’s Grow Stronger Together’, Kamis, 24 Maret 2022.

Dalam kesempatan yang sama, Psikolog Klinis Talissa Carmelia menjelaskan pentingnya bantuan dari luar dalam menjaga kesehatan mental. “Seharusnya, pikiran kita membantu untuk menyelesaikan masalah. Namun ketika pikiran-pikiran tersebut justru menimbulkan kecemasan, berarti sudah bisa dikategorikan overthinking. Sebenarnya setiap manusia dibekali kemampuan healing sendiri. Namun ada kalanya untuk beberapa kasus membutuhkan bantuan,” jelas Talissa.

Menurut Talissa, resiliensi diri dapat dibangun melalui empat kunci, yaitu memiliki tujuan yang jelas, kemampuan beradaptasi dengan situasi, kepercayaan diri untuk menghadapi situasi, dan terhubung dengan lingkungan sekitar. “Setiap orang memiliki resiliensi, namun dengan level yang berbeda-beda. Resiliensi bisa dibangun tergantung kemauan kita sendiri,” ujar Talissa.

Meski demikian, Talissa mengatakan ketika dalam konteks sosial, banyak faktor eksternal yang tidak bisa dikendalikan. “Penyebab perubahan sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh dua faktor, internal dan eksternal. Untuk faktor internal lebih mudah kita kendalikan. Namun berbeda untuk faktor eksternal, kita tidak bisa mengendalikan orang lain. Secara professional kita tidak bisa cut hubungan dengan anggota tim yang toxic, namun kita bisa membatasi interaksi secara personal dengan orang tersebut,” jelas Talissa. (RD-LR/MAD)