Senin, 25 November 2024   |   WIB
en | id
Senin, 25 November 2024   |   WIB
BIG dan Telkomsel DFE Bahas Peluang Kerja Sama Precission Farming

Berita Geospasial, Jakarta - Telkomsel, melalui divisi Telkomsel DFE (Digital Food Ecosystem), menjajaki peluang kerja sama dengan Badan Informasi Geospasial (BIG) dalam bidang pertanian. Squad Leader Telkomsel DFE Maureen Imelda menjelaskan beberapa alasan mengapa Telkomsel mulai melirik sekor pertanian.

Maureen menyebutkan bahwa 28,79% penduduk Indonesia menggantungkan dirinya pada sektor tersebut. Namun, rupanya sektor ini hanya menyumbang sebanyak 13,70% dari Produk Domestik Bruto Indonesia.

“Ancaman krisis pangan di masa depan pun mulai terasa nyata. Strategi pertanian Indonesia fokus pada ketahanan pangan, produktivitas, dan mekanisasi. Kami melihat adanya peluang untuk memanfaatkan teknologi digital untuk mencapai goal tersebut,” tutur Maureen dalam pertemuan dengan BIG di Jakarta, Jumat, 7 Januari 2022.

Teknologi digital akan dimanfaatkan untuk membuat model dan dashboard yang akan menunjukkan hubungan antara lokasi, tipe tanah, kesuburan, cuaca, jaringan irigasi, komoditas, dan lainnya. Dengan pemodelan yang tepat, pengguna dapat mengetahui resep pupuk yang tepat sekaligus waktu menanam untuk meningkatkan hasil panen. Maureen menjelaskan, informasi geospasial yang diproduksi BIG sangat dibutuhkan dalam program tersebut.

Kepala BIG Muh Aris Marfai menyambut baik program ini. Ia menuturkan bahwa beberapa data dan informasi geospasial yang dimiliki BIG dapat dimanfaatkan untuk mendukung program tersebut. “Informasi geospasial dasar, data sistem lahan, dan data tematik lainnya dapat dimanfaatkan untuk memperkaya library yang dibutuhkan untuk membentuk model yang akurat bagi precission farming,” ujar Aris memberi masukan.

Sementara itu, Deputi Bidang Infrastruktur Informasi Geospasial Ibnu Sofian menuturkan saat ini BIG sedang fokus untuk menyelesaikan pemetaan skala besar sekaligus mengembangkan 3D model. “Selain itu, ke depannya, stasiun CORS akan dibangun secara masif. Ini akan meningkatkan akurasi data yang dibutuhkan,” tutur Ibnu. (MAD/MN)