Cisarua, Berita Geospasial – Guna mensosialisasikan hasil penelitian dan kajian ilmiah bidang Informasi Geospasial (IG) pada 2021, Kelompok Kerja Penelitian dari Badan Informasi Geospasial (BIG) melaksanakan diseminasi. Acara ini sebagai wadah untuk berdiskusi dan menjaring masukan bagi penelitian yang mendukung penyelenggaraan serta pemanfaatan IG.
“Diseminasi ini tempat kita sharing hasil penelitian sepanjang 2021 dan pancawarsa ke belakang yang dilakukan BIG, akademisi, praktisi, organisasi, dan semua pihak terkait di bidang Informasi Geospasial,” kata Kepala Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama BIG Suprajaka dalam sambutannya pada acara `Diseminasi Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Informasi Geospasial yang digelar secara hybrid, Rabu, 24 November 2021.
Ia juga memaparkan kilas balik penelitian dan pengembangan bidang IG di BIG. Bermula dari pembentukan Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional (Bakosurtanal). Saat itu, penelitian dan pengembangan dilakukan Bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Setelah Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 94 Tahun 2011 tentang BIG disahkan, penelitian di BIG dilaksanakan bersama dengan pendidikan, pelatihan, pengembangan, serta promosi. Terakhir pada 2021, saat Perpres Nomor 78 Tahun 2021 tentang Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) disahkan, semua tugas dan fungsi unit kerja yang melaksanakan penelitian di lingkungan kementerian/lembaga dialihkan ke BRIN.
“Rekam jejak litbang di Bakosurtanal dan BIG bisa ditelusuri dari 1969 hingga akhirnya menjadi bagian dari BRIN,” tutur Suprajaka.
Selama kurun waktu tersebut, lanjut Suprajaka, berbagai capaian berhasil diukir Bidang Penelitian BIG. Mulai dari pejabat, profesor-profesor BIG, hasil penelitian dengan berbagai tema, rekam jejak diseminasi, serta Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) dan paten dalam lima tahun terakhir.
“Untuk melanjutkan keberhasilan yang telah dicapai tersebut dapat terus dilanjutkan di BRIN,” tutupnya.
Kemudian, Sekretaris Utama BIG Muhtadi Ganda Sutrisna dalam sambutannya menjelaskan bahwa fungsi riset secara kelembagaan telah bergeser sejak BRIN terbentuk. Meskipun begitu, hal-hal yang bisa mempercepat pelaksanaan penyelenggaraan IG tidak akan bisa ditinggalkan begitu saja, termasuk yang berasal dari riset.
“Tugas di bidang penelitian akan hilang, namun secara emosional masih menjadi kesatuan,” ungkapnya.
Ganda menutup sambutannya dengan paparan terkait Kajian Pemodelan Spasial untuk Mendukung Perencanaan Pembangunan Wilayah Sektor Unggulan Berbasis Lahan. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penggunaan lahan kegiatan ekonomi berbasis lahan direncanakan agar bisa mengakomodir seluruh kebutuhan, guna memenuhi target pengembangan wilayah.
Pada sharing session, hadir Tjeng Wawan Cenggoro dari Universitas Bina Nusantara sebagai pembicara. Ia membahas tulisannya yang berjudul `Strategi untuk Memperkuat Artificial Intelligence Terkait Pengolahan dan Pemanfaatan IG.
Pembicara lainnya adalah Managing Director dari PT Leica Geosystems Indonesia Busroni Arif Yanto. Ia menyampaikan paparan berjudul `Perkembangan Teknologi Akuisisi Data LIDAR Topografi dan Batimetri untuk Mendukung Penyediaan IGD`.
Pembicara ketiga adalah Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar BIG Mohamad Arief Syafii yang menyajikan paparannya `Kebutuhan Riset Bidang IG untuk Mendukung Percepatan Penyelenggaraan IGD`. Sesi pertama ini dipandu oleh Peneliti Utama BIG Fahmi Amhar.
Sesi kedua diisi tiga paparan, yaitu Fahmi Amhar dan Moch Irwan Haryono dengan topik `Pencapaian Riset IG Skala Besar`; Dadan Ramdani dan Agung Syetiawan yang menyampaikan tentang `Pencapaian Riset Jaring Kontrol Geodesi`; serta Ratna Sari Dewi dan Yustisi Ardhitasari menyajikan judul `Pencapaian Riset Batimetri dan Garis Pantai`. (LR/NIN)