Bogor, Berita Geospasial – Badan Informasi Geospasial (BIG) menyelenggarakan monitoring dan evaluasi (monev) untuk meningkatkan kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian, lembaga, akademisi, dan pihak swasta pada semester kedua 2021. Agenda utama acara yang dilaksanakan secara hybrid ini adalah pembahasan status implementasi kerja sama 2021 dan rencana kegiatan 2022.
“Melalui monev ini, kita dapat mengetahui bagaimana pelaksanaan kerja sama yang telah berlangsung. Sehingga dapat menentukan peningkatan apa saja yang bisa dilakukan ke depannya agar lebih baik,” kata Kepala Pusat Penelitian, Promosi, dan Kerja Sama BIG Suprajaka dalam sambutannya pada Senin, 22 November 2021.
Acara monev dibuka oleh Sekretaris Utama BIG Muhtadi Ganda Sutrisna yang sangat mendukung pelaksanaan kerja sama. Ia berharap, kegiatan ini bisa dilakukan secara berkelanjutan.
“Apalagi penerapan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja turut mengubah UU Informasi Geospasial, terutama terkait penyelenggaraan IG dan konsep pembiayaan penyelenggaraannya,” tutur Ganda.
Mengingat banyaknya perubahan, lanjut Ganda, monev kerja sama menjadi inisiatif baru dalam mengembangkan dan melanjutkan penyelenggaraan Informasi Geospasial (IG). Terutama terkait sumber daya manusia (SDM) bidang IG yang masih terbatas.
“Melalui skema kerja sama, diharapkan dapat mendukung perkembangan SDM dan teknologi bidang IG,” tegas Ganda.
Pada sesi paparan dan diskusi, Ketua Unit Kerja Sama Dalam Negeri Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Sanjiwana Arjasakusuma berkesempatan menjelaskan output pekerjaan yang telah dicapai dari Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Pemetaan Sistem Lahan Skala 1:50.000 di Provinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat.
“Kendala yang dihadapi ada dua jenis, terkait studio dan survei lapangan. Untuk itu, inovasi yang bisa dilakukan antara lain pembaruan metode dan pembagian tim kecil untuk memudahkan komunikasi. Sementara untuk masukan perlu adanya pedoman survei lapangan dan SOP yang diacu oleh seluruh tim survei”, jelasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIG Lien Rosalina mengatakan bahwa pemetaan sistem lahan akan terus berlanjut hingga 2025. Pada 2022, pemetaan sistem lahan akan dilakukan untuk wilayah Maluku dan Papua.
Secara bergilir, perwakilan dari universitas yang memiliki kerja sama dengan BIG menyampaikan capaian dan perkembangannya. Di antaranya ada dari Universitas Negeri Malang, Universitas Pakuan, serta Universitas Dr. Soetomo. (LR/NIN)