Jumat, 08 November 2024   |   WIB
en | id
Jumat, 08 November 2024   |   WIB
Survei Batimetri di Taman Nasional Kepulauan Seribu Rampung

Bogor, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) selesai melakukan survei batimetri di Taman Nasional Kepulauan Seribu (TNKS). Pemetaan yang dilakukan di darat dan laut tersebut, menghasilkan peta batimetri, foto udara tegak, serta Peta Rupabumi Indonesia (RBI) wilayah darat dan laut area Kepulauan Seribu.

Peta batimetri adalah data spasial yang berisi informasi kedalaman suatu daerah perairan. Informasi dalam peta batimetri dapat menggambarkan kondisi struktur dan bentuk dasar perairan dari suatu daerah.

Tidak jauh berbeda dengan peta batimetri, Peta RBI menampilkan informasi kedalaman suatu daerah dan dilengkapi dengan informasi unsur rupabumi pada wilayah daratnya. Sedangkan, foto udara menggambarkan obyek di permukaan bumi yang direkam dengan wahana UAV dan kamera non-metrik.

“Kami berharap, produk yang dihasilkan oleh Pusat Pemetaan Kelautan dan Lingkungan Pantai (PKLP) BIG ini dapat membawa manfaat bagi masyarakat, khususnya di Kepulauan Seribu,” ujar Kepala Pusat PKLP BIG Yosef Dwi Sigit Purnomo saat Sosialisasi Hasil Survei Batimetri Taman Nasional Kepulauan Seribu di Bogor, Rabu, 17 November 2021.

Kepala Bagian Ekonomi dan Pembangunan Kepulauan Seribu Endro Moekti Wibowo menyambut baik peta batimetri area Kepulauan Seribu yang dihasilkan BIG. Ia mengakui, hasil pemetaan ini penting karena karakteristik wilayah Kepulauan Seribu yang tergolong unik.

“Luas daratan Kepulauan Seribu jika dibanding dengan luas lautnya itu 1:700. Jadi, kami sangat membutuhkan peta batimetri dari BIG untuk membantu dalam perencanaan pembangunan,” tutur Endro.

Senada, Kepala Balai Taman Nasional Kepulauan Seribu Kusminarti menuturkan bahwa kegiatan batimetri yang dilakukan sangat penting untuk mengetahui kondisi perairan di TNKS. Sehingga bisa dijadikan sebagai acuan rencana pembangunan.

“Kepulauan Seribu sebagai kawasan wisata sekaligus kawasan konservasi dan wilayah permukiman. Sehingga, dalam pengelolaan sumber daya alam tetap harus memperhatikan tata ruang dan aturan yang ada," ujarnya.

Pada sesi paparan, Teguh Sulistian dari Pusat PKLP menjelaskan bahwa produk Informasi Geospasial (IG) hasil survei batimetri Kepulauan Seribu dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. Salah satunya adalah untuk penetapan batas laut.

“Produk kami juga dapat dimanfaatkan sebagai dasar penyusunan peta tematik wilayah pesisir dan laut, pemodelan 3D bawah laut, dan membantu keselamatan navigasi,” tutur Teguh.

Data batimetri, lanjut Teguh, juga dapat digunakan sebagai dasar pembuatan master plan untuk mengetahui kedalaman area yang akan dibangun saat pembangunan pelabuhan . Terakhir, garis pantai hasil survei bisa dimanfaatkan sebagai dasar perencanaan tata ruang sebagai garis batas antara daratan dengan lautan.

Data-data dari BIG memiliki kekuatan hukum. Data akan dikeluarkan melalui SK Kepala BIG, sehingga bisa dipertanggungjawabkan,” pungkas Teguh. (NIN)