Jumat, 08 November 2024   |   WIB
en | id
Jumat, 08 November 2024   |   WIB
Penyerahan Arsip Statis Wujud Komitmen BIG untuk Pewarisan Generasi yang Akan Datang

Bogor, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) melakukan penyerahan arsip statis kepada Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam acara puncak Hari Informasi Geospasial (HIG) yang diselenggarakan di Hotel Aston Sentul, Bogor pada Selasa (19/10/2021).

Pada HIG ke-52 tahun kali ini, BIG menyerahkan sejumlah 101 lembar peta tematik, satu jilid atlas serta 11 jilid laporan tahunan mulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2007. Arsip tersebut diserahkan langsung oleh Muh Aris Marfai selaku Kepala Badan Informasi Geospasial.

Kepala ANRI Imam Gunarto yang hadir pada kesempatan ini mengatakan bahwa BIG sangat konsisten dan berkomitmen tinggi terhadap kearsipan, sehingga setiap peringatan HIG dan ulang tahun BIG selalu ada penyerahan arsip statis ke Arsip Nasional.

“Ini menandakan satu siklus yang paripurna karena ketika selama satu tahun berkarya menciptakan inovasi dan kinerja yang luar biasa, kemudian terekam di dalam arsip, endingnya diserahkan ke Arsip Nasional untuk pewarisan kepada generasi yang akan datang,” kata Imam.

Arsip yang diserahkan sejak tahun 1988 hingga 2015 merupakan arsip yang spesial. Ada tiga hal penting yang bisa diambil dari momen penting hari ini. Pertama, BIG telah patuh pada hukum karena penyerahan arsip merupakan amanat Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, dimana setiap kementerian/lembaga wajib menyerahkan arsip yang bersejarah kepada Arsip Nasional.

Kedua, dalam kesempatan ini, BIG menjejakkan sejarah yang telah diukir untuk diarsipkan di Arsip Nasional demi kepentingan generasi yang akan datang. Ketiga, BIG telah melaksanakan surat edaran dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2020 untuk menyerahkan dan menyelamatkan arsip bersejarahnya selama periode 2014-2019.

Imam juga mengapresiasi komitmen dan jerih payah seluruh arsiparis BIG yang telah bekerja dengan baik sehingga arsip penting dapat diwariskan kepada generasi yang akan datang.

Selanjutnya menurut Imam, di ANRI saat ini tersimpan sejumlah 131.528 peta dan baru 10% dalam bentuk digital. “Ini adalah problem kita untuk akses kepada masyarakat. ANRI tidak memiliki ahli sejarah peta sehingga perlu bekerja sama untuk menyiapkan satu sejarah, khususnya tentang peta Indonesia. Kami bersedia dan siap mengoptimalkan peta tersebut untuk menjadi sesuatu yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara,” tutup Imam. (FP/MN)