Yogyakarta, Berita Geospasial – Penggunaan data geospasial, saat ini sudah merambah berbagai aspek di dalam kehidupan manusia, tak terkecuali untuk perencanaan tata kota dan transportasi, perencanaan tata ruang wilayah hingga penggunaan aplikasi transportasi online menjadi salah satu contoh nyata yang ada.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Muh Aris Marfai dalam kegiatan Webinar GIS Application for Transportation and Urban Planning yang dilaksanakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) secara daring pada Selasa 27 April 2021.
“Saat ini data spasial menjadi salah satu kekayaan baru yang harus kita optimalkan semaksimal mungkin” ungkap Aris.
Kebutuhan data spasial terhadap pengelolaan perkotaan dan transportasi merupakan salah satu tugas besar dari pemerintah baik di tingkat pusat hingga daerah, hal ini dikarenakan salah satu tujuan dari pemerintahan saat ini adalah perencanaan pembangunan berkelanjutan.
“Tugas BIG dalam lima tahun ke depan sangat penting dan banyak, pemetaan skala besar bisa dipergunakan untuk segala hal seperti smart city, e-commerce keuangan hingga transportasi,” tambahnya.
Menurut Aris selain dipergunakan sebagai data bagi transportasi daring dalam sektor transportasi pemetaan manajemen lalu lintas bisa menggunakan data spasial, sehingga dapat menguraikan kemacetan di kota-kota besar.
Sementara nilai potensi yang didapatkan dari pemanfaatan data spasial dalam sektor swasta pun tak main-main. Menurut pria 45 tahun ini apabila data spasial dapat dikolaborasikan bersama perusahaan-perusahaan besar, estimasi nilai bisnis yang didapatkan bisa mencapai Rp.970 Miliar.
Namun di balik potensinya yang besar terdapat berbagai macam tantangan dalam pengadaan data geospasial skala besar, salah satunya adalah terbatasnya sumberdaya manusia bidang geospasial.
Untuk mengatasi tantangan dalam pengadaaan peta skala besar, Aris menjelaskan bahwa saat ini BIG sedang membuat landasan dasar untuk kerja sama dengan BUMN atau pihak-pihak terkait mengenai pemanfaatan informasi geospasial di sektor ekonomi.
“Semua sektor perlu mendukung tujuan bersama ini, baik di sektor pemerintahan, pendidikan sehingga literasi masyarakat mengenai geospasial dapat lebih menjangkau secara luas," tutup Aris. (AR/MN)