Jakarta, Berita Geospasial – Bidang geografi memiliki peran yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Pendekatan tematik, holistik, integratif, dan spasial yang digunakan sebagai perspektif pembangunan nasional telah lama menjadi sisi yang dipelajari pada geografi.
“Tematik, kita fokus pada suatu sektor. Kita diajari juga pendekatan holistik, keterkaitan antarkomponen. Lalu bagaimana mengintegrasikannya, khususnya spasial, ada fungsi lokasi dari berbagai kegiatan yang berinteraksi,” ujar Kepala Badan Informasi Geospasial Muh Aris Marfai saat menjadi pembicara pada kegiatan Geonight Virtual Fun Talk yang diselenggarakan Ikatan Geografi Indonesia, Jumat, 9 April 2021.
Lebih jauh, menurut Aris, dengan munculnya Peraturan Pemerintah No.45 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Informasi Geospasial, muncul wacana mengenai profesi geografer. Untuk itu, Aris meminta pemangku kepentingan yang terkait bidang geografi untuk bersiap. Ia menjelaskan lima unsur yang diperlukan untuk menghidupkan profesi geografer yaitu pendidikan akademik, pendidikan profesi, pemeliharaan keahlian, pemeliharaan kode etik, dan pemeliharaan lisensi.
“Badan Informasi Geospasial memiliki tugas untuk mendampingi pendidikan akademik dan profesi di perguruan tinggi,” tutur Aris.
Bagi sarjana geografi yang kemudian mengambil profesi geografer, Aris menjelaskan bahwa keahliannya nanti akan di-maintain oleh asosiasi profesi. Sementara dalam kaitannya dengan kode etik mengenai bagaimana berpraktik yang benar, maka akan ada dewan etik.
“Untuk lisensi, pemeliharaan akan dilaksanakan oleh BIG. Kita akan mencatat berapa jumlah profesi yang sudah ada, berapa kebutuhan geografer untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Kajian dan analisis terhadap data tersebut akan dilaksanakan oleh instansi pemerintah yaitu BIG,” jelas Aris.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Ikatan Geograf Indonesia Muhammad Dimyati menyampaikan optimismenya melihat banyak anak muda bergabung dalam komunitas geografi. Ia meminta agar mereka berkontribusi dalam banyak hal, tidak sebatas pada hal-hal terkait kebencanaan.
“Sebagai bagian dari bangsa Indonesia, kita perlu terlibat secara aktif membangun komunitas dan negara. Saya berharap agar inovasi yang dilahirkan anak negeri semakin bisa diterima dan membumi.” Ujar Dimyati.(MAD/MN)