Selasa, 26 November 2024   |   WIB
en | id
Selasa, 26 November 2024   |   WIB
Pertemuan UNGEGN Asia South-East Division ke-8 Bahas Kolaborasi Toponim Tingkat Regional

Cibinong, Berita Geospasial – Pertemuan United Nations Group of Experts on Geographical Names Asia South East Division (UNGEGN ASE Division) ke-8 menyepakati konsep platform kolaboratif, penyusunan peta regional, basis data dan gazeter regional, generic terms, serta webinar tentang bahasa lokal di wilayah ASE.

Hal tersebut disampaikan Deputi Bidang Informasi Geospasial Dasar (IGD) Badan Informasi Geospasial (BIG) Mohamad Arief Syafii yang didapuk sebagai Chairman UNGEGN ASE Division periode 2018-2022 sekaligus ketua delegasi Indonesia. Pertemuan UNGEGN ASE Division ke-8 ini memang berbeda dengan yang sudah-sudah, karena digelar secara virtual.

“Meskipun diadakan secara virtual, UNGEGN ASE Division ke-8 dihadiri Cecille Blake (Sekretariat UNGEGN) dan delegasi negara anggota UNGEGN ASE Division, seperti Brunei Darussalam, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Vietnam dan tentunya Indonesia sebagai tuan rumah,” tutur Arief usai membuka acara secara daring di Geospatial Support Command Center (GSCC) BIG, Selasa, 27 Oktober 2020.

UNGEGN adalah satu dari tujuh badan tetap kepakaran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Anggotanya terdiri dari pakar geografi, geologi, kartografi, linguistik, sejarah, dan juga pakar antropologi dari negara anggota PBB. Lembaga ini bertujuan membakukan nama rupa bumi internasional, khususnya negara-negara anggota PBB.

Bergabung dalam keanggotaan delegasi Indonesia, yaitu BIG selaku koordinator penyelenggara nama rupa bumi dan perwakilan kementerian/lembaga (K/L) terkait penyelenggaraan nama rupa bumi. K/L yang dimaksud adalah Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Direktorat Topografi TNI Angkatan Darat, serta perwakilan Kelompok Pakar Toponimi.

Dalam laporannya sebagai Chairman, Arief menyampaikan tiga hal utama, yaitu (a) Chairmanship; (b) Kegiatan UNGEGN ASE Division dari tahun 2019 hingga September 2020; dan (c) Perkembangan Pelaksanaan Resolusi Pertemuan UNGEGN ASE Division ke-7. Indonesia memegang Chairmanship UNGEGN ASE Division dari April 2018 hingga April 2022.

“Saya juga ingin menyampaikan rencana pengembangan situs web UNGEGN ASE Division menjadi platform kolaboratif dengan menyediakan fitur WebGIS interaktif. Sehingga, setiap negara dapat turut berkontribusi pada konten platform tersebut,” papar Arief.

Pada kesempatan tersebut, Arief juga melaporkan realisasi pertemuan UNGEGN ASE Division ke-7, diantaranya pembentukan Sekretariat UNGEGN ASE Division, penyusunan konsep basis data dan gazeter regional, penyelenggaraan pertemuan divisi secara virtual, draf peta regional UNGEGN ASE Division, serta Generic Terms.

Sebagaimana agenda tahunan pertemuan UNGEGN ASE Division, setiap negara anggota menyampaikan laporan negara terkait kegiatan toponim hingga isu atau permasalahan yang dihadapi. Termasuk menyampaikan praktik kegiatan toponim, mulai dari penyusunan standar, pengumpulan, pengelolaan data toponim hingga publikasi gazeter.

Indonesia melaporkan kegiatan yang telah dilakukan selama 2019-2020. Laporan tersebut disampaikan Kepala Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim BIG Ade Komara Mulyana.

“BIG dan K/L terkait saat ini sedang menunggu penetapan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Penyelenggaraan Nama Rupa Bumi oleh Presiden Republik Indonesia,” ucap Ade.

Selain itu, disampaikan juga kegiatan yang dilaksanakan BIG bersama K/L terkait, Kelompok Pakar, pemerintah daerah, provinsi, dan kabupaten/kota. Kegiatan yang dimaksud, antara lain pengumpulan nama rupa bumi hingga kesiapan untuk penyusunan Gazeter Republik Indonesia.

“Indonesia telah melakukan akuisisi data toponim menggunakan aplikasi SAKTI (Sistem Akuisisi Data Toponim) dan dilengkapi dengan kamera 360° di beberapa wilayah. BIG juga telah mengadakan tiga seminar daring toponimi yang menjadi bagian dari Geospatial Webinar Series (GWS) dan secara teratur menerbitkan buletin toponimi di situs web BIG,” tambah Ade.

Tidak hanya itu, lanjut Ade, Kelompok Pakar Toponimi giat melaksanakan penelitian di bidang toponimi untuk menggali toponimi dan memperkaya khasanah pengetahuan toponimi di Indonesia.

Pembahasan agenda lain, Cecille Blake (Sekretariat UNGEGN) meminta seluruh anggota UNGEGN ASE Division dapat memberikan tinjuan pada dokumen program kerja dan rencana strategis UNGEGN. Dilanjutkan dengan agenda khusus, yaitu presentasi dari Prof. Multamia Lauder sebagai pakar bahasa dari Indonesia yang menyampaikan materi tentang penyusunan Peta Estimasi Persebaran Bahasa di wilayah ASE.

Ada pula pembahasan konsep platform kolaboratif disampaikan oleh Harry Ferdiansyah selaku Koordinator Toponim dan Verifikasi Informasi Geospasial Partisipatif Pusat Pemetaan Rupa Bumi dan Toponim BIG. Ia memberikan gambaran lebih teknis implementasi kolaborasi dan kontribusi tiap negara.

Pertemuan UNGEGN ASE Division ke-9 disepakati dilaksanakan bersamaan sebagai satu rangkaian dengan seminar dan pelatihan Internasional toponimi di Bali pada 2021. Rapat ditutup dengan foto bersama seluruh delegasi yang hadir dalam pertemuan. (FY/APP/DN/HF/NIN)