Badan Informasi Geospasial (BIG) kembali menggelar acara media gathering pada hari Jumat, tanggal 21 Juli 2017 lalu dengan tema “Pemetaan Tata Ruang untuk Mendukung Smart City”. Acara media gathering kali ini dilaksanakan mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 12.00 siang, bertempat di The Teras Dara Cafe, Bogor. Acara diselenggarakan dengan mengundang wartawan dari berbagai media, baik cetak, maupun elektronik. Dengan tujuan untuk bersama mengupas tantangan dan solusi terkait pemetaan tata ruang.
Terkait penetapan peta tata ruang suatu wilayah memang melalui beberapa tahapan. Tahap awal, peta tata ruang yang dimiliki oleh suatu pemerintahan harus dikonsultasikan terlebih dahulu kepada BIG, sebagai penyelenggara utama Informasi Geospasial Dasar (IGD) di Indonesia. IGD inilah yang dijadikan dasar dalam pembuatan peta tematik, dalam hal ini peta tata ruang suatu wilayah. Dari hasil konsultasi tersebut, peta harus dibuat sesuai dengan spesifikasi teknis dan peraturan perundangan, hingga pada akhirnya barulah sebuah peta rencana tata ruang dapat diimplementasikan untuk pembangunan suatu wilayah.
Dalam rangka untuk mempublikasikan proses pemetaan tata ruang untuk mendukung Smart City inilah maka BIG menyelenggaran media gathering. Acara ini dipandu oleh Akbar Hiznu M. (Kasubid Bantuan Hukum BIG) sebagai moderator untuk mengelaborasi para pemangku kepentingan agar mau bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan tata ruang. Acara ini juga menghadirkan beberapa pembicara yang berkompeten, yakni : Mulyanto Darmawan selaku Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas BIG; Andri Hari Rochayanto selaku Kepala Sub Direktorat Pembinaan Wilayah II, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementrian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertahanan Nasional; dan Agus Iwan Setiawan selaku Kabid IPW Bappelitbangda Kota Tasikmalaya.
Mulyanto Darmawan sebagai pembicara pertama memberikan penjelasan mengenai keterkaitan perencanaan tata ruang untuk mendukung smart city. Dalam penjelasannya beliau menyebutkan bahwa smart city merupakan sebuah konsep manajemen kota yang mengintegrasikan teknologi informasi dan internet di berbagai bidang untuk kemudahan dan percepatan pelayanan. “Rencana tata ruang tanpa informasi geospasial yang valid, dapat menimbulkan permasalahan ke depannya” ujar Mulyanto. Beliau juga menyebutkan bahwa pemetaan tata ruang yang didukung oleh informasi geospasial yang akurat, sistem informasi geografis dan infrastruktur teknologi informasi yang tepat, dapat memberikan informasi perencanaan pengembangan wilayah yang bermanfaat bagi masyarakat banyak.
Berikutnya Andri Hari Rochyanto yang menjadi pembicara kedua memberikan paparan mengenai, ‘Penyebarluasan Informasi Rencana Detail Tata Ruang Sebagai Bentuk Pembinaan Penataan Ruang’. Dalam paparannya Andri menjelaskan bahwa ada beberapa tujuan utam penataan ruang, yakni mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. “Ada satu kata yang merupakan tujuan inti dari konsep pengembangan kota lainnya, yaitu sustainable atau berkelanjutan. Kan sebenarnya maksud dari adanya konsep pengembangan kota itu untuk membuat hidup kita nyaman, tapi jangan sampai generasi kita hidup nyaman sedangkan generasi anak cucu kita tidak. Maka dari itu konsep pengembangan kota harus sustainable atau berkelanjutan”, tukas Andri.
Pembicara berikutnya adalah Agus Iwan Setiawan yang memaparkan mengenai Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan konsep Smart City di kota Tasikmalaya. “Sebelum kita melakukan RTRW (Rencana Tata Ruang wilayah) diperlukan adanya RDTR atau Rencana Detil Tata Ruang. Apa yang dimaksud dengan RDTR? RDTR adala rencana secara terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota, dan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten/kota,” jelas Agus. Menurut beliau, RDTR dapat sangat berfungsi untuk membantu proses pengembangan kota karena apabila data dari RDTR tersebut jelas dan akurat maka akan mempercepat penataan ruang di suatu wilayah tersebut serta dapat membantu ke-efektifan proses pengembangan kota menjadi Smart City.
Tasikmalaya kini sedang mengimplementasikan konsep Smart City, namun ada tahapan – tahapan sebelum implementasi ini. Dari mulai pengembangan konsep Smart City, perumusan konsep Smart City, penyusunan Masterplan Teknologi Informasi dan Komunikasi, Enterpreneurship Architecht Smart City, Smart System Platform hingga akhirnya Implementasi tahap I dan II. Semua tahapan itu dimulai dari tahun 2011 hingga tahun ini. Awal perumusan konsep Smart City di Kota Tasikmalaya ini adalah tentang bagaimana menjadikan kota Tasikmalaya ini Smart Economy atau kota yang cerdas dalam hal ekonomi, Smart Mobility atau kota yang cerdas dalam hal aktivitas masyarakat, Smart Environment atau kota yang cerdas dalam hala pengelolaan lingkungan hidup, Smart Goverment atau kota yang cerdas dalam hal tata kelola pemerintahan, dan Smart Living atau kota yang cerdas dalam hal hunian.
Acara berlangsung kondusif walau diselenggarakan hanya dalam waktu singkat. Melalui kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan wartawan tentang Informasi Geospasial, sehingga dapat menumbuhkan kepercayaan media terhadap BIG, serta sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang lengkap mengenai pencapaian dan rencana kerja lembaga. Acara pun ditutup dengan foto bersama antara seluruh peserta. Pada acara tersebut, pada wartawan dapat bertanya secara langsung kepada para narasumber terkait materi yang dipaparkan pada media gathering tersebut. Semoga melalui kegiatan ini pemahaman media dan masyarakat dapat semakin meningkat dan pengetahuan tentang IG dapat semakin diserap. (KA/LR)