Bandung, Berita Geospasial BIG - Dalam rangka untuk mendata dan memetakan semua potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia, mendorong peningkatan kesejahteraan sosial, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan meningkatkan pertahanan keamanan nasional, maka diselenggarakan Ekspedisi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari tahun ke tahun. Di tahun 2016 ini merupakan yang ke-6 kalinya diselenggarakan dengan berfokus pada ekspedisi Papua Barat. Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai lembaga utama penyelenggara pemetaan atau IG Dasar di Indonesia sangat terkait dengan pelaksanaan ekspedisi NKRI tersebut, terutama sebagai pendukung dalam menyediakan peta atau IG yang digunakan untuk penjelajahan nantinya.
BIG turut hadir dalam upacara pemberangkatan peserta NKRI yang berlangsung di Lapangan Upacara Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus atau disingkat (Pusdiklatpassus) Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Batujajar, Bandung pada Rabu, 27 Januari 2016. Acara yang berlangsung mulai pukul 09.00 sampai selesai tersebut dibuka dan dipimpin oeh Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) Letjen TNI M. Erwin Syafitri, mewakili Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad). Hadir sebagai perwakilan dari BIG adalah Kusumo Widodo, Kepala Bidang Pemetaan Kebencanaan dan Perubahan Iklim; dan Enjang Farid, Kepala Seksi Perpustakaan dan Sarana dan beberapa staf pendukung. Hadir juga Letjen Purn. TNI Johanes Suryo Prabowo, Letjen Purn. TNI Ludwig Paulus sebagai Komandan atau Mantan Komandan Ekspedisi yang pertama, Akmadi Abbas sebagai Wakil dari LIPI, Nataniel D. Mandacan sebagai Asisten I Setda Provinsi Papua Barat, perwakilan Pangdap III Siliwangi, perwakilan Kopasus, perwakilan Komandan Husnip, para Rektor Perguruan Tinggi, dan perwakilan dari Polri
Pada acara pemberangkatan ini BIG melakukan penyerahan peta kerja Ekspedisi NKRI 2016 untuk wilayah Papua Barat. Ekspedisi ini dibagi menjadi 4 korwil dan 8 subkorwil, dimana masing-masing subkorwil diberi Peta RupaBumi Indonesia (RBI) edisi tahun 2011 dengan skala 1 : 50.000. Peta kerja tersebut sudah disesuaikan dengan 8 pembagian kerjanya, yaitu : Tim Kehutanan, Tim Flora-Tauna, Tim Geologi, Tim Potben, Tim Sosbud, Tim Pengmas, Tim Media dan Data, serta Tim Jelajah. Nantinya peta BIG ini akan digunakan sebagai dasar untuk para peserta ekspedisi dalam memasukkan informasinya, seperti : jalan, sungai, toponim, tempat ibadah, tempat pertemuan, atau spesies baru yang mungkin ditemukan. Sehari sebelumnya para peserta telah diberi pelatihan oleh BIG. Pada kesempatan itu BIG juga sekaligus melakukan penyerahan GPS untuk dipinjamkan selama kegiatan ekspedisi dan penyerahan beberapa buku BIG yang berkaitan dengan pemanfaatan GPS, titik koordinat, maupun terkait peta. Diharapkan peralatan yang diserahkan tersebut dapat memberikan manfaat bagi para tim ekspedisi terutama untuk mendukung lancarnya kegiatan ekspedisi.
Dalam sambutannya Erwin Syafitri, yang bertindak selaku Inspektur Upacara menyampaikan harapannya agar hasil kegiatan Ekspedisi NKRI Koridor Papua Barat ini nantinya lebih baik daripada Ekspedisi NKRI 2015 yang lalu. “Tim ekspedisi akan bekerja untuk mendata dan memetakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia serta berbagai persoalan yang ada di wilayah Papua Barat, khususnya yang selama ini belum banyak terekspos dan diketahui oleh masyarakat”, demikian diungkapkan Erwin. Hasil pendataan dan pemetaan tersebut nantinya diharapkan akan dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang berguna bagi masyarakat umum, maupun saran dan masukan untuk merumuskan kebijakan pembangunan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di Papua Barat, pada khususnya.
Disampaikan pula bahwa dari 5 kali Ekspedisi NKRI sebelumnya menunjukkan bahwa masih banyak potensi sumber daya alam yang masih belum tercatat dan teridentifikasi, serta persoalan sosial di berbagai pelosok wilayah tanah air yang belum tersentuh dan mendapat perhatian yang memadai. Oleh karena itu Ekspedisi NKRI ini sangat penting untuk dilakukan sebagai data bagi pemerintah untuk merumuskan solusinya, sehingga pada gilirannya akan mampu mendorong peningkatan kesejahteraan sosial sekaligus peningkatan pertahanan keamanan dan nasional. Erwin juga menambahkan bahwa wilayah Papua sangat luas, maka Ekspedisi NKRI tahun 2016 ini diprioritaskan di wilayah Papua Barat. Hal itu dilakukan dengan harapan hasil ekspedisinya lebih baik, ditinjau dari sisi aspek keamanan juga memiliki resiko yang relatif lebih kecil dibandingkan daerah lain di Papua. Namun Erwin tetap menekankan kepada tim ekspedisi, agar tetap mewaspadai keamanan, baik personil maupun materiil, setiap adanya perpindahan tempat. Pada Ekspedisi NKRI ada 3 aspek kegiatan yang dilakukan, yaitu : aspek penjelajahan meliputi penjelajahan gunung, hutan, rawa dan sungai serta garis pantai; aspek penelitian meliputi kegiatan pendataan dan pemetaan kajian di bidang kehutanan, geologi, potensi bencana, flora fauna dan sosial budaya; serta aspek pengabdian masyarakat yang akan difokuskan pada kegiatan pelestarian alam, peningkatan wawasan kebangsaan dan bela negara, penyuluhan KB, penyuluhan keluarga pra sejahtera, bakti sosial dalam rangka membantu percepatan pembangunan di wilayah Papua Barat.
Ekspedisi NKRI 2016 ini akan berlangsung selama 4 bulan, mulai awal Februari hingga akhir Mei 2016, yang diikuti oleh kurang-lebih 1.200 peserta yang terdiri atas TNI, POLRI, Tenaga Ahli, Mahasiswa, Umum, Relawan, serta Kementerian/Lembaga/Instansi/Dinas Pusat dan Daerah. Daerah kegiatan Ekspedisi NKRI 2016 ini terdiri atas 4 korwil yang terdiri dari 8 subkorwil, yang terdiri atas : Subkorwil Tambrauw, Sorong, Sorsel, Mansel, Bintuni, Wondama, Fak-Fak, dan Kaimana. Peserta ekspedisi NKRI ini akan menempuh perjalanan selama 6 hari menggunakan Kapal Perang TNI AL KRI Surabaya 591, dan sampai di Pelabuhan Sorong, Papua Barat pada Sabtu 6 Februari 2016. Semoga Ekspedisi NKRI berlangsung lancar dan para peserta bisa mendata serta memetakan wilayah Papua Barat sebaik mungkin. (LR/TR)