Bandung, Berita Geospasial BIG - Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini merupakan zamrud khatulistiwa yang terbentang indah dari Pulau We sampai Pulau Rote. Letak geografis Indonesia yang berada diantara 2 benua dan 2 samudera juga menyebabkan Indonesia kaya akan berbagai sumberdaya hayati dan non-hayati yang berkanekaragam. Sebanyak 13.466 pulau juga terbentang membentuk negara kepulauan Indonesia, dengan 5 pulau terbesarnya, yaitu Pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi dan Papua. Seiring dengan perkembangan teknologi dan modernisasi, banyak kebutuhan yang mulai muncul diantara masyarakat, yang menyebabkan negara harus selalu bisa menemukan sumber-sumber pengganti lain ataupun berpikir kreatif untuk menghadapinya.
Indonesia memiliki banyak wilayah yang belum tereksplor secara maksimal, hal itu mendorong dilaksanakannya Ekspedisi NKRI dari tahun ke tahun. Untuk tahun 2016 ini Ekspedisi NKRI kembali diselenggarakan oleh TNI-AD dengan Kopassus sebagai operator utama, dimana ekspedisi ini merupakan yang ke-6 kalinya diadakan. Ekspedisi NKRI tahun 2016 ini berada di bawah naungan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) dan akan menjelajah Koridor Papua Barat Indonesia. Adapun peserta dari Ekspedisi NKRI ini terdiri dari peserta umum, serta personil dari TNI dan Polri, termasuk BIG, total ada 582 orang yang mengikuti Ekspedisi NKRI ini.
Tujuan dari diselenggarakannya Ekspedisi NKRI ini adalah untuk mendata dan memetakan semua potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM), mendorong peningkatan kesejahteraan sosial, menumbuhkan rasa cinta tanah air, dan meningkatkan pertahanan keamanan nasional. Dengan visi tersebut, pengetahuan akan Informasi Geospasial (IG), terutama peta yang mumpuni menjadi penting bagi para peserta. Tidak hanya itu, keahlian dan pemahaman akan teknologi yang terkait IG juga sangat penting, Salah satunya terkait pengetahuan tentang Global Positioning System (GPS). Badan Informasi Geospasial (BIG) sebagai badan penyelenggara utama IG di Indonesia, terkait betul dengan proses pemetaan dan pemanfaatan GPS untuk pemetaan.
Berdasarkan hal tersebut, BIG diberikan kesempatan untuk memberikan materi terkait GPS kepada para peserta Ekspedisi NKRI 2016 ini. Materi tersebut diberikan pada Selasa, 26 Januari 2016. Bertempat di Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdiklatpassus) Batujajar, Bandung, para perwakilan BIG memberikan pengajaran kepada para peserta yang nantinya akan menjelajah Papua Barat melalui kegiatan Ekspedisi NKRI. Pada kesempatan itu BIG diwakili oleh Dadan Ramdani dari Biadang Penelitian BIG; Danoe Suryamiharja, Danang Budi Susetyo, Irwan Hariyono dari Pusat Pemetaan Rupabumi dan Toponim (PPRT) BIG, serta Urip Miswanto dari Balai Pendidikan dan Pelatihan BIG, memberikan pelatihan dan praktik penggunaan GPS kepada para peserta.
Para punggawa dari BIG disambut oleh Lettu Ctp Elvis Aprianto jab di eksperfisi sebagai Pabung Dittopad di Pusdiklatpassus. Pelatihan GPS akan diberikan kepada para perwakilan dari 8 subkorwil yang nantinya akan berangkat untuk melakukan Ekspedisi NKRI di Koridor Papua Barat. Bertempat di salah satu ruang kelas, sebanyak 40 peserta gabungan dari TNI AD, AL, AU, dan Polri bersama-sama belajar GPS dan membaca peta. Para perwakilan yang mengikuti pelatihan nantinya akan tergabung sebagai penjelajah untuk setiap korwil yang terdiri dari 8 subkorwil yang menjadi tempat penjelajahan nantinya, yaitu Subkorwil Tambrauw, Sorong, Sorsel, Mansel, Bintuni, Wondama, Fak-Fak, dan Kaimana.
Pada paparannya Dadan Ramdani menjelaskan bahwa GPS adalah suatu sistem navigasi berbasis satelit yang digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan dan waktu yang akurat muka bumi. "GPS ini dapat digunakan untuk menerima signal GPS (menggunakan receiver GPS) dan mengolah data yang diterima (dengan software) untuk berbagai keperluan, seperti : keperluan praktis, ilmiah, militer, rekreasi, dan sebagainya", ungkapnya. Ada dua metode yang digunakan GPS, yaitu metode absolut dan metode relatif/diferensial. Untuk metode absolut biasanya menggunakan GPS Navigasi, dan titik yang ditentukan posisinya bisa diam (statik) atau bergerak (kinematik). Sementara untuk metode relatif minimal menggunakan dua receiver, waktu dan interval pengamatan dilakukan secara bersamaan, serta posisi suatu titik ditentukan relatif terhadap titik lain yang telah diketahui koordinatnya.
Salah satu unsur yang tidak bisa lepas dari penggunaan GPS, adalah terkait titik koordinat. Titik koordinat ditentukan berdasarkan sistem koordinat. Ada 3 jenis sistem koordinat, yaitu koordinat kartesian 3D geosentrik, koordinat geodetik, dan koordinat proyeksi peta. Peserta terlihat tertarik untuk mempelajari tentang sistem koordinat, terutama karena sistem yang digunakan di TNI selama ini berbeda dengan yang telah digunakan di BIG. Oleh karena itu pelatihan GPS ini sangat penting terutama untuk meningkatkan pengetahuan para peserta terhadap pemakaian peta BIG yang nantinya akan digunakan sebagai sumber data geospasial utama dalam ekspedisi.
Setelah paparan, acara dilanjutkan dengan praktik menggunakan GPS. BIG telah meminjamkan GPS kepada para peserta Ekspedisi NKRI sebanyak 7 buah. GPS ini nantinya akan digunakan selama jelajah dan menyusuri bumi Papua Barat. Selain itu diserahkan juga sebanyak 70 buah buku berupa buku terkait aplikasi GPS untuk Sistem Informasi Geografis (SIG), buku terkait sistem koordinat dan proyeksi peta, serta buku tentang tata letak peta. Peserta juga diberikan pelatihan praktik menggunakan GPS, mulai dari menyimpan titik, mencari titik, hingga membaca peta menggunakan GPS. Selama kurang lebih 2 jam peserta menerima berbagai macam ilmu baru yang diharapkan dapat membantu para peserta di ekspedisi nantinya. Semoga NKRI Jaya Selalu dan Ekspedisi Lancar! (LR/TR)