Rabu, 06 November 2024   |   WIB
id | en
Rabu, 06 November 2024   |   WIB
Workshop Geospasial dan Penyerahan Peta RBI untuk Mendukung Kebijakan Satu Peta

Lampung , Berita Geospasial BIG - "Tabik Puunnn..."  diteriakkan oleh Kepala Bappeda Provinsi Lampung, Taufik Hidayat, sebelum menyampaikan laporannya, yang kemudian dijawab oleh peserta yang hadir dengan, "Ya ... Puunnn .." pada acara Workshop Geospasial pada hari Kamis, tanggal 18 Februari 2016, bertempat di Hotel Novotel, Bandar Lampung. Salam tersebut adalah salam yang memang wajib diucapkan oleh para pemerintah di daerah Provinsi Lampung sebelum memulai sambutan atau pidatonya. Acara workshop geospasial yang bertajuk "Pemetaan Desa untuk Mendukung Kebijakan Satu Peta" tersebut terselenggara atas kerja sama antara Badan Informasi Geospasial (BIG), Bappeda Provinsi Lampung, serta Universitas Lampung (UNILA). Pada acara itu dilaksanakan pula penyerahan peta taktual dari BIG kepada Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di kota Bandar Lampung.

Kegiatan tersebut diselenggarakan terutama dalam rangka untuk mensosialisasikan pentingnya pemanfaatan Informasi Geospasial (IG) yang akurat sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan serta pengambilan keputusan strategis dalam proses perencanaan dan pembangunan di darerah. Mengingat urgensi dan pentingnya data serta IG, maka penting menggunakan data yang telah terjamin kualitasnya agar menghasilkan informasi yang valid. Dengan data yang berkualitas, akan menjamin hasil yang dapat dipertanggung-jawabkan pula. Serta mengurangi tumpang tindih data yang tentunya akan mempengaruhi keabsahan suatu keputusan. BIG sebagai penyelenggara utama IG Dasar (IGD) di Indonesia menetapkan suatu regulasi atau kebijakan terkait bidang IG untuk menjamin kualitas data. Kebijakan tersebut adalah Kebijakan Satu Peta atau One Map Policy.

Hadir pada workshop geospasial adalah Kepala BIG, Priyadi Kardono; Staf Ahli Gubernur Pemprov Lampung Bidang Hukum dan Politik, Harun Al Rasyid; dan Rektor UNILA, Hasriadi Mat Akin. Dalam pembacaan laporan panitia yang disampaikan oleh Bappeda Prov Lampung, Taufik Hidayat diungkapkan bahwa maksud dan tujuan acara ini adalah untuk mensosialisasikan peraturan, regulasi, kebijakan dan pemaanfaatan IG yg bertujuan untuk menyatukan persepsi, guna mendukung kebijakan satu peta dalam pemanfaatan IG di Indonesia. "Narasumber seluruhnya dari BIG, dengan jumlah peserta kurang lebih 150 orang yang berasal dari unsur bappeda, unsur satuan kerja perangkat lampung, serta dari para akademisi", imbuhnya.  Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Rektor UNILA, Hasriadi Mat Akin, yang mengapresiasi acara tersebut mengingat di UNILA terdapat beberapa prodi yang memang terkait langsung dengan IG, seperti : prodi D3 Survei dan Pemetaan, S1 Teknik Geodesi, serta S1 Pendidikan Geografi. "Ke depan diharapkan UNILA bisa menghasilkan lulusan SDM yang berkualitas, yang nantinya akan mampu melaksanakan berbagai riset yang mendukung, bermutu, dan memperbesar peran UNILA dalam pengembangan masyarakat dan dunia Internasional bidang IG, pada khususnya", ungkapnya kepada peserta.

Menyusul kemudian adalah sambutan dari Kepala BIG, Priyadi Kardono. Ia memaparkan bahwa BIG, yang sebelumnya bernama Bakosurtanal, telah bekerja sama secera intens dengan Pemerintah Pemprov Lampung sejak tahun 1991, yang pada waktu itu Kepala Bidang Prasarana dan Fisiknya adalah  Siti Nurbaya, saat ini menjabat sebagai sekarang Menteri Lingkungan Hidup dan kehutanan. Disampaikan pula bahwa pada tanggal 20 Maret 2014, BIG telah melakukan Perjanjian Hibah Daerah, dimana telah dihibahkan perangkat untuk mendukung simpul jaringan informasi geospasial. "Untuk mendasari itu semua, maka pada 17 Oktober 2015 lalu, dilakukan penandatanganan Nota Kesepakatan Bersama (NKB) dengan Pemprov Lampung, sekaligus Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pembentukan Simpul Jaringan Geospasial Nasional di Prov Lampung" tambah Priyadi. Pada kesempata ini dilakukan pula penyerahan peta RBI skala 1: 25.000 untuk wilayah provinsi lampung sebanyak 178 NLP, skala 1: 10.000 untuk wilayah kota Bandar Lampung sebanyak 35 NLP, dan peta Lingkungan Pantai Indonesia (LPI) skala 1: 250.000 sebanyak 4 NLP. Peta RBI ini bisa digunakan untuk pembangunan skala menengah di wilayah Lampung. "Untuk skala 1 : 5.000 nantinya akan disiapkan BIG dari data Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) yang dapat digunakan untuk menyusun Rencana Detil Tata Ruang (RDTR), pemetaan desa, pemetaan lahan baku sawah, pemetaan kawasan hutan, dan lain-lain", ungkapnya. 

Rangkaian acara setelahnya adalah sambutan dan pembukaan dari Gubernur Prov Lampung yang diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Pemprov Lampung Bidang Hukum dan Politik, Harun Al Rasyid. Menurutnya pemanfaatan IG sangat strategis terutama bagi Pemprov Lampung untuk mengolah potensi daerah. Pemprov Lampung sangat mendukung kebijakan satu peta sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Undang-Undang No 4 Tahun 2011 tentang IG, oleh karena itu kerja sama antara pemprov dan pusat sangat dibutuhkan untuk membangun informasi pembangunan yang bersifat spasial yang dapat terintegrasi dalam 1 peta dasar, sehingga nantinya dapat mendukung pembangunan Prov Lampung yang komprehensif dan berkesinambungan. "Dukungan pihak akademis dan guru sangat diharapkan karena para akademis dan guru memiliki posisi startegis dalam mensosialisasikan kebijakan satu peta tesebut, selain itu juga dapat membantu Pemprov Lampung dalam menyusun konsep perencanaan pembangunan berbasis spasial, selain itu diharapkan juga dapat menghindari berbagai konflik sosial yang selama ini sering terjadi baik di pemerintahan, swasta, maupun masyarakat", demikian diungkapkan Harun dalam sambutannya.

Adapun Kepala BIG, Priyadi Kardono juga menjadi keynote speaker pada acara tersebut dengan membawakan paparan terkait "Pemetaan Desa untuk Mendukung Kebijakan Satu Peta". Priyadi memaparkan bahwa isu strategis di bidang IG adalah penyediaan data dan IG untuk Perencanaan Tata Ruang dan Pemetaan Batas Wilayah Administrasi. "Sementara penyusunan peta desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraaan masyarakat  didasari tiga prinsip: percepatan, keberpihakan, pemberdayaan", jelas Priyadi kepada para peserta. Peta desa yang disediakan BIG nantinya berupa peta citra, peta sarana dan prasarana, serta peta penutup lahan dan penggunaan lahan. Ada 3 strategi BIG dalam percepatan penyusunan peta desa, yaitu : pengembangan bidang infrastruktur, pembangunan SDM, serta penyediaan norma, standar, pedoman, dan kriteria (NSPK). "IG memegang peranan penting dalam berbagai sektor termasuk pembangunan desa, oleh karena itu kebijakan satu peta harus diimplementasikan oleh seluruh K/L", pungkasnya. Priyadi juga menyampaikan pada akhir paparannya bahwa Ina-Geoportal yang berisi berbagai jenis IG dan dapat di-overlay untuk menghasilkan berbagai peta tematik yang baru, dapat berperan untuk meningkatkan kecerdasan ruang para pengguna.

Setelah itu acara Workshop Geospasial akan menampilkan diskusi panel dengan beberapa materi, seperti : Pemetaan Rupabumi Skala Besar, dengan narasumber Ade Komara Mulyana (Kepala Bidang Pemetaan Rupabumi Skala Besar); Pemetaan Tata Ruang, oleh Mulyanto Darmawan (Kepala Pusat Pemetaan Tata Ruang dan Atlas); Pemetaan Batas Wilayah Desa, oleh Guridno Bintar Saputro (Kepala Bidang Pemetaan Batas Wilayah Administrasi), dengan moderator Sri Lestari Munajati (Kepala Bidang Promosi dan Kerja Sama). Untuk sesi kedua adalah training workshop tentang : Sistem Referensi Geospasial Indonesia (SRGI) 2013 oleh Marsono Julianto Tjahyo Purnomo (Kepala Bidang Jaring Kontrol Horizontal dan Vertikal), Ina-Geoportal oleh Yudha Setya Nugroho, staf Pusat Pengelolaan dan Penyebarluasan Informasi Geospasial (PPIG), serta Training UAV dari Nicky Setyawan (staf PPIG). Acara berlangsung secara lancar dan peserta mengikuti jalannya workshop dengan antusias, terlihat dari banyaknya yang bertanya ketika paparan dan yang berkunjung ke klinik BIG yang menampilkan 10 unit teknis yang ada di BIG. Melihat respon yang positif diharapkan IG akan semakin dikenal di Prov Lampung dan unit simpul jaringan, serta PPIDS bisa berfungsi secara maksimal untuk meningkatkan SDM serta IG di masyarakat secara umumnya. (LR)