Jumat, 12 Desember 2025   |   WIB
en | id
Jumat, 12 Desember 2025   |   WIB
Rilis Peta NKRI 2025, BIG Gaungkan Kembali Deklarasi Djuanda

Cibinong, Berita Geospasial — Badan Informasi Geospasial (BIG) merilis Peta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Edisi 2025 pada Rabu, 10 Desember 2025. Kepala BIG Muh Aris Marfai menyampaikan bahwa pemutakhiran peta nasional ini menjadi bagian penting dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia sebagai negara kepulauan yang tersusun atas 17.380 pulau dan disatukan oleh lautan.

Aris mengingatkan kembali arti penting Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957 sebagai tonggak penegasan kedaulatan laut Indonesia. “Lebih dari setengah abad sejak Deklarasi Djuanda, hari ini kita kembali menggaungkan semangat itu melalui rilis Peta NKRI Edisi 2025,” ujarnya.

Peta NKRI 2025 memuat beragam pembaruan, di antaranya penambahan Ibu Kota Nusantara sebagai calon ibu kota negara, pemutakhiran batas darat Indonesia – Malaysia dan Indonesia – Papua Nugini, perubahan batas serta ibu kota enam provinsi baru di Papua, penambahan sebaran gunung api bawah laut, serta pembaruan bandar udara dan jaringan jalan tol di berbagai provinsi.

Aris menegaskan bahwa rilis ini merupakan bagian dari proses pembaruan berkelanjutan terhadap informasi kewilayahan nasional. “Rilis Peta NKRI ini bukan akhir dari cerita, tetapi bagian dari rangkaian pembaruan yang akan terus kita lakukan,” katanya.

Pada sesi paparan, Guru Besar Ilmu Pertahanan Universitas Pertahanan, Asep Adang Supriyadi, menekankan pentingnya pemanfaatan informasi geospasial untuk pertahanan negara melalui pendekatan Geospatial Intelligence (Geo-Int), terutama dalam konteks pemindahan ibu kota negara.

“Informasi Geospasial dipadu dengan Sistem Informasi Geografis yang mutakhir menjadi elemen strategis bagi pertahanan karena memberikan gambaran objektif tentang ruang hidup nasional, termasuk kebutuhan pengamanan di sekitar Ibu Kota Nusantara,” ujar Adang. Ia menambahkan bahwa akurasi data geospasial menjadi fondasi dalam analisis kerawanan, tata ruang pertahanan, dan penguatan sistem keamanan negara.

Aris kemudian mengajak semua pihak untuk secara aktif menjaga kedaulatan teritorial Indonesia. “Mari terus menjaga keutuhan bangsa, merawat setiap batas, dan mempertahankan Indonesia sebagai rumah bersama,” ujarnya.

Acara rilis dihadiri perwakilan kementerian, lembaga, pemerintah daerah, institusi pendidikan, serta pakar pertahanan, baik secara luring maupun daring.

Reporter: Risa Krisadhi
Editor: Intan Pujawati