Yogyakarta, Berita Geospasial - Badan Informasi Geospasial (BIG) melakukan kunjungan ke Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada Senin, 20 Oktober 2025. Kunjungan ini untuk memperkuat sinergi dan tindak lanjut kerja sama penyelenggaraan data serta informasi geospasial berbasis keiistimewaan Yogyakarta.
Kunjungan ini menjadi bagian dari implementasi Nota Kesepahaman antara BIG dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada 2022 tentang `Sinergitas Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial Berbasis Keiistimewaan Yogyakarta`, serta Perjanjian Kerja Sama (PKS) pada 2023 mengenai `Penyelenggaraan Data dan Informasi Geospasial di Kawasan Kagungan Dalem Yogyakarta`.
Sekretaris Utama BIG Belinda Arunarwati Margono memimpin audiensi tersebut, didampingi Kepala Biro Sumber Daya Manusia dan Organisasi (PSDMO), Kepala Balai Geospasial Pesisir dan Gumuk Pasir (BGPGP), Kepala Subbagian Tata Usaha Sekretariat Utama (Kasubbag TU Settama), serta Kasubbag Umum Balai Geospasial Pesisir dan Gumuk Pasir (BGPGP). Rombongan BIG diterima oleh Penghageng Kawedanan Hageng Dhatul Dana Suyasa GKR Mangkubumi dan Penghageng Tepas Tandha Yekti GKR Hayu.
Suasana pertemuan berlangsung cair dan penuh keakraban. Pada kesempatan ini, Sekretaris Utama BIG menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas dukungan Kasultanan terhadap keberadaan BGPGP yang dahulu dikenal sebagai Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP).
“Koordinasi dan menjaga hubungan baik dengan pihak keraton itu sangat penting, karena bagaimanapun sebagai daerah istimewa, keraton memiliki peran yang berbeda dengan provinsi lain. Tidak hanya sebagai pemerintah daerah, namun juga sebagai raja dengan latar belakang budaya,” ujar Belinda.
Ia menambahkan, keberadaan BGPGP di atas lahan Sultan Ground menuntut BIG untuk terus berkontribusi terhadap kegiatan keraton, khususnya di kawasan pesisir selatan Yogyakarta. “Sudah sewajarnya BIG menjaga hubungan baik dan memberikan kontribusi signifikan terhadap aktivitas di BGPGP untuk mendukung kebutuhan pihak keraton. Menjaga komunikasi serta memahami bagaimana keraton mempersiapkan daerah istimewa Yogyakarta menjadi hal penting, dan itu juga bagian dari tugas BIG dalam memberikan pelayanan publik,” lanjutnya.
Melalui BGPGP, BIG rutin melakukan perekaman foto udara di kawasan Gumuk Pasir Parangtritis untuk menghasilkan basis data spasial dan peta yang mendukung kebijakan Kasultanan dalam pembangunan wilayah pesisir selatan. Data tersebut juga digunakan dalam program restorasi Gumuk Pasir Parangtritis, serta diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengelolaan kawasan pesisir lainnya di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Selain itu, BIG telah melaksanakan monitoring spasial terhadap 20 situs di DIY yang masuk dalam kegiatan Geopark Jogja, guna mendukung upaya pendaftaran Geopark Jogja ke United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). BGPGP juga terus menjalankan program sosialisasi dan edukasi informasi geospasial melalui Museum Gumuk Pasir yang kini menjadi pusat pembelajaran tentang keiistimewaan bentang alam dan sumbu imajiner Yogyakarta.
Pada kunjungan ini, BIG menyerahkan beberapa produk hasil kerja sama kepada Kasultanan, antara lain Album Peta Geological Heritage Site DIY, Buku Khazanah Geoheritage DIY, dan Peta Foto Udara Gumuk Pasir Parangtritis Tahun 2025.
Pertemuan diakhiri dengan harapan agar Keraton Yogyakarta terus memberikan dukungan terhadap pengembangan Balai Geospasial Pesisir dan Gumuk Pasir (BGPGP) sebagai representasi BIG di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
“BIG akan terus memperkuat kolaborasi dan menjaga komunikasi yang baik dengan pihak Kasultanan. Kami ingin kehadiran BGPGP tidak hanya memberikan manfaat bagi pengelolaan geospasial, tetapi juga mendukung pelestarian budaya, lingkungan, dan identitas istimewa Yogyakarta,” tutup Belinda.
Reporter: Gin Gin Gustiar dan Andhika Bangun Taji
Editor: Kesturi Haryunani