Bogor, Berita Geospasial - Fotografi telah menjelma menjadi elemen yang penting dalam publikasi. Bahkan saat ini visual telah menjadi raja. Maka, keahlian fotografi para praktisi hubungan masyarakat (humas) juga perlu dikembangkan untuk membantu meningkatkan citra organisasi.
Hal tersebut disampaikan Agoes Rudianto, jurnalis foto independen yang menjadi narasumber pada hari kedua kegiatan ‘Workshop Fotografi dan Kiat Menulis Artikel Kehumasan’ yang diselenggarakan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) pada 5-7 Desember 2022.
Menurut Agoes, perkembangan teknologi telah memberikan kemudahan akses bagi setiap orang untuk mempelajari fotografi. Kini, telepon genggam sudah cukup untuk menghasilkan foto yang berkualitas. Namun, ada beberapa hal yang tetap perlu diperhatikan sebagai prasyarat utama.
“Kita perlu mengenali kelebihan dan kekurangan telepon genggam yang digunakan. Dari situ kita bisa tahu batasan telepon genggam kita, sehingga kita tidak memaksakan. Misalnya dalam mengambil foto zoom. Bila tidak hati-hati, foto bisa menjadi buram, shaking, noise. Masing-masing kamera punya kelebihan sendiri,” jelas Agoes.
Agoes juga memberikan tips kepada para peserta agar selalu memeriksa kondisi storage dan baterai.
“Jangan sampai kehilangan momen penting karena storage kita penuh atau telepon genggam kita mati,” tuturnya.
Lebih lanjut, kepada 40 peserta yang mengikuti kegiatan workshop tersebut Agoes mengungkapkan bahwa keahlian seseorang lebih penting daripada alat yang dipergunakan.
“Kamera itu hanya alat. Orang di belakang kameralah yang sangat menentukan kualitas foto yang dihasilkan,” terang Agoes.
Kemudian dalam workshop tersebut Agoes juga mengenalkan fungsi-fungsi yang terdapat pada kamera profesional. Peserta diajak mengenali konsep-konsep dalam fotografi dan dasar penyuntingan menggunakan aplikasi. Pada kegiatan ini peserta juga mendapatkan sesi praktik lapangan untuk mengambil gambar secara pribadi, yang kemudian dibahas di akhir sesi. (MAD/LR)
