Kamis, 21 November 2024   |   WIB
en | id
Kamis, 21 November 2024   |   WIB
WOC Gugah Peran Kelautan

Penyelenggaraan Konferensi Kelautan Dunia (WOC) untuk pertama kalinya di Manado, Sulawesi Utara, pada 11-15 Mei 2009 ditujukan untuk menggugah peran kelautan dalam mengatasi berbagai persoalan yang muncul akibat dampak perubahan iklim.

Kelautan memiliki potensi penyerapan emisi penyebab pemanasan global dan sumber energi terbarukan yang terabaikan serta pendukung keamanan pangan.

Demikian dikemukakan Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Kamis (26/2), seusai membuka pertemuan informal konsultasi persiapan WOC dengan topik bahasan perancangan Deklarasi Kelautan Manado (Manado Ocean Declaration/MOD) di Jakarta. "Di dalam pelaksanaan WOC itu nanti diskusi panjang juga diarahkan untuk menghasilkan peta jalan bagi dunia untuk menghadapi kenaikan muka air laut," katanya.

Dampak kenaikan muka air laut bagi Indonesia, menurut dia, jika tidak menempuh upaya apa pun, pada 2030 bisa menenggelamkan 2.000 pulau kecil. Kenaikan muka air laut itu diperkirakan mencapai satu meter -akan menenggelamkan daratan seluas 405.000 hektar.

Sekretaris Menko Kesejahteraan Rakyat Indroyono Soesilo mengatakan, dua pembahasan pada WOC Manado meliputi dampak perubahan iklim bagi kelautan dan peran kelautan bagi upaya-upaya menghadapi perubahan iklim. Menurut dia, Indonesia memperoleh dana hibah- terkumpul 250 juta dollar.

Dana penyelenggaraan WOC mencapai Rp 41 miliar yang terdiri atas Rp 30 miliar dari pemerintah pusat dan Rp 11 miliar dari Pemprov Sulut.

Di sana akan dipamerkan International Ocean Science Technology and Policy Symposium. Selain itu akan dipamerkan kapal penelitian dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, yaitu Kapal Baruna Jaya IV dan VIII.

Sumber: cetak.kompas.com