Sebelum berkembang teknologi CORS (Continuously Operating Reference Station), terlebih dahulu dilaksanakan penentuan referensi geospasial menggunakan jaring utama triangulasi, pemanfaatan teknologi TRANSIT Navy Navigation Satellite System (satelit Doppler), serta pengamatan GPS di pilar JKG secara periodik. InaCORS adalah CORS yang dikelola oleh Badan Informasi Geospasial sebagai stasiun pengamatan geodetik tetap/kontinu yang beroperasi secara terus-menerus selama 24 jam/7 hari untuk merekam data satelit GNSS (Global Navigation Satellite System) yang diterima. Berkembangnya CORS di Indonesia merupakan wujud usaha Badan Informasi Geospasial (dahulu bernama Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional atau BAKOSURTANAL) untuk mendefinisikan dan memelihara referensi geospasial yang menjadi acuan dalam kegiatan survei, pemetaan, serta penyelenggaraan IG lainnya. Dukungan terhadap mitigasi bencana tsunami juga merupakan salah satu pendorong berkembangnya CORS di Indonesia. Sampai pada tahun 2019 ini, terdapat 187 stasiun InaCORS di Indonesia. Seluruh koordinat stasiun InaCORS berada dalam Sistem Referensi Geospasial Indonesia 2013 (SRGI2013)