Rabu, 12 November 2025   |   WIB
en | id
Rabu, 12 November 2025   |   WIB
Bakti Geospasial Dorong Transformasi Geospasial, Wujudkan Superhub Ekonomi Nusantara di Kalimantan

Balikpapan, Berita Geospasial – Pembangunan di Pulau Kalimantan kini memasuki era baru yang lebih terarah dan adaptif dengan pemanfaatan Informasi Geospasial (IG). Hal ini menjadi sorotan utama dalam Bakti Geospasial Regional Kalimantan yang digelar di Balikpapan pada 17 September 2025. Mengusung tema ‘Peran Informasi Geospasial menuju Kebijakan Regional yang Komprehensif, Inklusif, dan Adaptif’ acara ini bertujuan mendorong pemanfaatan IG untuk pembangunan yang tepat sasaran dan berkelanjutan, khususnya di regional Kalimantan.

Hadir mewakili Gubernur, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Yasliando, mendukung penuh acara ini karena relevan dengan visi Kaltim sebagai superhub ekonomi Nusantara. Tanpa data spasial yang akurat, penyusunan dokumen pembangunan, tata ruang, dan mitigasi bencana akan berisiko salah arah. “Kegiatan Bakti Geospasial ini menjadi momentum penting untuk memperkuat literasi dan sinergi dalam pengelolaan data geospasial, guna memastikan pembangunan Kalimantan yang komprehensif dan berkelanjutan,” ujar Yasliando.

Yasliando juga menambahkan bahwa berkat upaya dan pembinaan Badan Informasi Geospasial (BIG), Kaltim telah beberapa kali meraih penghargaan nasional untuk penyelenggaraan Jaringan Informasi Geospasial Daerah (JIGD) terbaik. Saat ini, JIGD provinsi dan kabupaten/kota di Kaltim sudah terhubung dengan JIG Nasional, dengan 153 Informasi Geospasial Tematik (IGT) yang telah dipublikasikan dan sebagian besar telah distandardisasi.

Dalam sambutannya, Belinda Arunarwarti Margono, Sekretaris Utama BIG, menegaskan bahwa IG bukan lagi sekadar peta, melainkan ‘kompas digital’ yang membantu menavigasi arah pembangunan. Beliau mengajak kolaborasi lintas sektor untuk menjadikan IG sebagai tumpuan dalam setiap penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), maupun perizinan.

“Forum inilah wujud ekosistem kolaborasi yang kita cita-citakan. Mari kita jadikan IG sebagai tulang punggung dalam setiap penyusunan perencanaan pembangunan dan perizinan. Jadikan portal geospasial daerah sebagai etalase data utama untuk pengambilan keputusan,” tegas Belinda.

Hal ini turut didukung oleh Bimo Aji Widiantoro, Dosen Institut Teknologi Kalimantan. Sebagai peserta, ia mengungkapkan bahwa melalui forum ini peserta memperoleh wawasan dan pemahaman baru mengenai JIGD yang berfungsi untuk berbagi data spasial antara daerah dan pusat.

Bakti Geospasial Regional Kalimantan yang dihadiri oleh 182 perwakilan dari pemerintah daerah regional Kalimantan, akademisi, guru, dan pelaku usaha ini menghadirkan empat narasumber, antara lain:

  1. Kepala Biro Hukum, Hubungan Masyarakat, dan Kerja Sama, Mone Iye Cornelia Marschiavelli, membawakan materi ‘Strategi Penyelenggaraan IG melalui Kerja Sama Pemerintah Pusat dan Daerah’;
  2. Ryan Pribadi (Direktorat Integrasi dan Sinkronisasi Informasi Geospasial Tematik) memaparkan materi ‘Kebijakan Satu Peta untuk Penataan Ruang yang Efisien’;
  3. Aris Haryanto (Direktorat Kelembagaan dan Jaringan Informasi Geospasial) memaparkan materi ‘Strategi Penguatan Simpul Jaringan Regional Kalimantan’; dan
  4. Aji Putra Perdana (Direktorat Pemetaan Batas Wilayah dan Nama Rupabumi) membawakan materi ‘Literasi Geospasial dalam Pembelajaran dan Pemetaan Batas Wilayah

Dengan kolaborasi erat antara berbagai pihak, pemanfaatan data geospasial diharapkan dapat lebih optimal dan berdampak langsung pada setiap perumusan kebijakan pembangunan daerah. Forum ini tidak hanya meningkatkan literasi geospasial, tetapi juga menjadi titik tolak untuk sinergi antar-sektor yang lebih kuat. Diskusi yang berlangsung diharapkan dapat menghasilkan gagasan-gagasan konkret untuk memastikan Kalimantan tidak hanya menjadi pusat gravitasi ekonomi baru, tetapi juga model pembangunan yang adaptif, efisien, dan inklusif bagi seluruh Indonesia.

Reporter: Ellen Suryanegara
Editor: Intan Pujawati